ITB 1920 atau ITB 1959?

Dua tahun lalu, tepatnya 3 Juli 2020, genap seabad ITB berdiri. Tanggal yang sama juga dijadikan tonggak lini masa dimulainya pendidikan tinggi teknik di Indonesia. Itu sebabnya kita mendapati angka 1920 tercantum di logo ITB, bersanding dengan gambar Ganesha dan tulisan “Institut Teknologi Bandung”. Namun, tahukah Mamah, ITB yang kita kenal sekarang sebenarnya baru “lahir” 39 tahun kemudian?

Dalam rangka peringatan Dies Natalis ITB ke-64, yuk, kita sama-sama mengembara ke masa lalu. Bung Karno, salah satu lulusan pertama ITB, pernah berkata, “Jas Merah!” alias Jangan Lupakan Sejarah! Melalui artikel ini, kita akan melihat perjalanan ITB dari masa ke masa supaya Mamah nanti bisa menjawab pertanyaan, “Jadi, mana yang benar, ITB 1920 atau ITB 1959?”

Bermula dari de Techniche Hoogeschool te Bandung (TH)

Menurut Abel Streefland, sejarawan di Perpustakaan TU Delft, Belanda, pada awal abad ke-20 banyak insinyur Belanda (duapertiganya berasal dari Delft) datang ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pekerja teknik pada masa kolonial Belanda. Akibat pecahnya Perang Dunia ke-1, jumlah tenaga teknik Belanda menjadi terbatas sehingga pemerintah kolonial akhirnya memutuskan untuk membangun sekolah di Hindia Belanda untuk mencetak insinyur “lokal”. Dipilihlah Bandung sebagai lokasi sekolah tinggi teknik pertama di seantero daerah koloni Belanda dan kedua di Kerajaan Belanda, setelah sekolah tinggi teknik Delft.

Gedung Techniche Hoogeschool te Bandung yang didesain oleh Henri MacLaine Pont
(sumber: Wikimedia commons)

Pada 3 Juli 1920 de Techniche Hoogeschool te Bandung (TH) resmi berdiri di lahan seluas 30 hektar. Sebagai awal, hanya ada satu fakultas, yaitu de Faculteit van Technische Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik) dengan satu jurusan, yaitu de afdeeling der Weg en Waterbouw (Departemen Struktur Jalan dan Air). Hal ini kemungkinan besar disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan saat itu.

Disadur dari situs resmi ITB, mahasiswa angkatan pertama yang terdaftar di TH terdiri dari 26 orang Belanda dan 2 orang Indonesia dengan 12 orang guru besar. Lebih dari setengahnya gugur di tengah jalan sehingga lulusan pertama pada 4 Juli 1924 berjumlah 12 orang saja. Baru pada tahun keenam, yakni 3 Juli 1926, terdapat empat orang insinyur pribumi di antara 19 orang lulusan TH. Salah satunya adalah Ir. Soekarno yang kelak menjadi proklamator dan presiden pertama RI.

Masa Peralihan

TH sempat berganti nama beberapa kali sebelum menjadi ITB yang kita kenal. Pada masa pendudukan Jepang pada 1944–1945, namanya adalah Bandung Koogyo Daigaku (BKD). Selain Teknik Sipil, dibuka pula jurusan Listrik dan Mesin serta Teknik Kimia.

Aula Barat dengan bentuk atapnya yang khas (sumber: Wikimedia commons)

Setelah kemerdekaan Indonesia, namanya diubah menjadi Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung yang memiliki tiga bagian: Bagian Bangunan Jalan dan Air, Bagian Kimia, dan Bagian Mesin dan Listrik. Pada 1946, STT Bandung berpindah ke Yogyakarta sehingga disebut STT Bandung di Jogja–lantas menjadi cikal bakal Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM).

Saat menduduki Indonesia, NICA mendirikan Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie (Universitas Darurat Hindia Belanda) pada 1946 di lokasi kampus TH dulu dengan sebagian besar pengajar juga adalah mantan pengajar TH. Kemudian, pada 1947 Universiteit van Indonesie didirikan di Jakarta. Meski berada di Bandung, Faculteit van Exacte Wetenschap yang sudah lebih dulu berdiri dan Faculteit van Exacte Wetenschap yang didirikan belakangan (1948) bernaung di bawahnya. Pada periode 1950–1959, kedua fakultas tersebut menjadi bagian dari Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia.

Resmi Bernama Institut Teknologi Bandung

Barulah pada 2 Maret 1959, pemerintah Indonesia meresmikan pendirian institut teknologi di Bandung. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1959 tentang Pendirian Institut Teknologi (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 9 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 1733), Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia secara resmi memisahkan diri menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB). Departemen—memiliki kedudukan setingkat fakultas—yang ada waktu itu adalah departemen ilmu teknik, departemen ilmu pasti dan ilmu alam, dan departemen ilmu kimia dan ilmu hayat.

Peresmian ITB oleh Ir. Soekarno pada 2 Maret 1959 (sumber: situs resmi ITB)

Sebagai bangsa yang belum lama merdeka, kehadiran sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia ini adalah buah dari gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan dan wawasan tentang masa depan untuk kemajuan bangsa. Berbekal misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat, ITB senantiasa berpijak pada kehidupan nyata di bumi Indonesia.

In harmonia progressio.

Penutup

Jadi, 1920 atau 1959? Keduanya tidak ada yang salah, Mah. Yang pertama mengacu kepada tahun berdirinya sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia—yang kemudian menjadi ITB. Adapun, yang kedua merupakan tahun diresmikannya ITB oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno. 

Namun, untuk perayaan Dies Natalis, yang dipakai adalah 1959. Semoga Mamah tidak bingung lagi, ya. Kalau masih ada yang bertanya, langsung suruh baca artikel ini saja. #eaa

Mutiara Sidharta
Mutiara Sidharta
Articles: 8

4 Comments

  1. […] Kota Bandung nan sejuk selalu membuatku kangen. Banyak kenangan indah di kota ini semenjak aku diterima menjadi mahasiswa di jurusan Teknik Arsitektur ITB pada tahun 1989. Waaahhh … Sudah lebih dari 30 tahun ya he3 … Ada yang penasaran gak nih? ITB itu lahir pada berapa?. Teman menulisku di Mamah Gajah Ngeblog teh Mutiara menjelaskannya dalam artikel ini: ITB 1920 atau ITB 1959. […]

Tinggalkan Balasan ke Nostalgia Keliling Kampus ITB | dewi laily purnamasariCancel Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *