menonton

Tempat Menonton Dulu dan Sekarang

Mamah hobi nonton dan bingung kenapa ada begitu banyak pilihan tempat menonton? Yuk cari tahu perbandingan layanan tempat nonton yang ada selain di TV biasa.

Halo mamah, siapa yang hobi nonton dan lagi bingung kenapa ada banyak tempat berlangganan untuk menonton? Apa, sih, bedanya masing-masing tempat menonton tersebut? Di tulisan ini saya akan mencoba menuliskan apa, sih, manfaat menonton dan perbandingan beberapa layanan yang saya pakai sejak berniat untuk hidup tanpa bajakan.

Para mamah gajah lain juga punya cerita upaya hidup tanpa bajakan. Coba saja intip setoran tantangan ngeblog MGN Agustus tentang membudayakan hidup tanpa bajakan. Informasinya bukan seputar film saja, ada tentang buku dan desain juga loh.

Dari dulu, saya memang gemar menonton film dan drama. Jauh sebelum saya menjadi pengemar film dan drama Korea, saya suka menonton berbagai serial.

Kalau waktu kecil mengikuti serial TV itu pilihannya hanya menunggu ditayangkan di televisi. Ketika di Bandung, saya mengetahui ada jalur tidak resmi untuk mendapatkan cerita lengkap dari serial TV. Saya mungkin pernah seperti Milea dari Cisitu dalam tulisan teman saya Uril yang mencari dari sumber tak legal. Tapi itu dulu…

Manfaat menonton

Menonton buat saya terutama untuk hiburan. Tapi sebenarnya ada banyak manfaat menonton selain untuk hiburan. Setidaknya ada 6 manfaat secara psikologi dari menonton film menurut artikel di situs The Acronym

1. Untuk membuat rileks

Ketika menonton pikiran kita biasanya akan terpusat di tontonan dan membuat kita melupakan sejenak masalah-masalah  yang tadinya memenuhi pikiran kita. Dengan adanya audio dan visual, kita bisa lebih mudah juga merasa rileks (dengan catatan genrenya film yang kita sukai)

2. Memberi movitasi

Ketika melihat karakter fiksi dari tontonan, terkadang kita bisa merasa termotivasi untuk meniru atau bahkan tidak mau menjadi seperti karakter itu. Salah satu kenapa saya tidak mau memilih tontonan dengan genre kriminal adalah, saya takut jadi salah motivasi, hehehe.

Coba misalnya menonton Film The Man Who Knew Infinity (2015), siapa tahu jadi termotivasi untuk lebih rajin mempelajari teori matematika dan menemukan teori baru.

3. Menjalin keakraban

Menonton bareng bisa membantu membangun kedekatan. Bukan saja untuk pasangan, tapi kalau misalnya menonton film keluarga, bisa untuk membangun kedekatan untuk seluruh anggota keluarga.

Buat mamah yang masa single dulu hobi ke bioskop, lebih suka pergi sendiri atau pergi ramai-ramai dengan teman? Saya sih ingat lebih suka pergi dengan teman sih. Pergi sendiri itu ga seru, karena ga ada teman buat bahas filmnya sehabis menonton.

Ah jadi teringat ada kegiatan nonton serial Taiwan Meteor Garden bareng teman kos dulu. Walaupun ada beberapa TV di kamar masing-masing, tapi kami memilih untuk menyaksikan kisah Sanchai dan Tao Ming Se bareng-bareng di salah satu kamar.

4. Refleksi Sosial Budaya

Saat ini, media film banyak dipakai untuk mengenalkan kondisi sosial budaya dari suatu tempat. Sebut saja film Si Doel Anak Betawi, kita bisa mengenal budaya Betawi dari film itu.

Atau mamah ingat tidak, dulu ada sinetron Siti Nurbaya. Selain untuk mengenal karya sastra, dari sinetron Siti Nurbaya, kita mengenal bagaimana kondisi sosial perempuan di masa lalu yang harus menerima ketika dipaksa menikah tanpa cinta.

5. Melatih Emosi

Untuk orang-orang yang tidak gampang memperlihatkan emosi, menonton film juga bisa membantu loh untuk melatih emosi. Misalnya saja menonton film sedih untuk bisa menangis, atau film komedi untuk bisa tertawa.

Bahaya banget kalau kita sampai mati rasa dan tidak bisa mengekspresikan emosi kita. Kalau saya pernah dengar, ada yang suka menonton film sedih supaya bisa alasan menangis, tanpa ditanya-tanya kenapa menangis.

6. Melepaskan Stres

Masih berhubungan dengan melatih emosi, menonton juga bisa membuat kita lebih lega. Menonton film horor misalnya, ternyata bisa membuat hormon kita bekerja membantu menjadi lebih lega.

Pantesan banyak film dengan cerita yang berat nih sekarang ini, mungkin harapannya seperti kata Dilan, biar dia saja yang merasakan yang berat, penonton boleh merasa lega.

Manfaat lainnya

Selain manfaat yang disebutkan di atas, buat saya pribadi salah satu manfaat menonton selain untuk hiburan adalah untuk menjadi bahan tulisan. Jadi menonton itu juga bisa membuat saya kreatif dan produktif.

Buat teman-teman penulis fiksi, menonton juga bisa menjadi tempat belajar mengamati cara bercerita. Untuk film dokumenter juga bisa untuk memberi pengetahuan baru untuk penontonnya.

Menonton tidak selalu menjadi kegiatan yang membuang waktu, tapi tentunya kita harus pintar-pintar mengatur waktu antara menonton dan kegiatan lainnya juga.

Nostalgia Tempat Menonton Jaman Dulu

Sampai dengan sebelum kuliah ke Bandung, saya tidak punya banyak pilihan tempat menonton. Sumber utama menonton film itu ya di televisi. Saya ingat, saluran TV belum sebanyak sekarang. Kebanyakan film ditayangkan agak malam, dan orang tua saya tidak mengijinkan saya menonton setelah lewat jam tertentu.

Setelah agak besar, saya mengetahui dari sepupu kalau kita bisa menonton rekaman film tanpa iklan melalui kaset VHS/Betamax. Tapi kita harus punya pemutar kasetnya. Mendapatkan kaset video itu bisa dengan cara menyewa atau membeli. Tapi, tentu saja harganya mahal.

Lalu teknologi berubah lagi menjadi VCD dan DVD. Perubahan teknologi penyimpanan ini tentu saja semakin baik. Kalau awalnya 1 film membutuhkan 2 keping VCD, belakangan cukup 1 keping DVD saja. Lalu belakangan malah 1 DVD bisa menyimpan banyak film.

Pilihan lain untuk menonton selain televisi, VCD dan DVD yang harganya lumayan mahal itu adalah dengan menyewa VCD, DVD. Untuk film yang baru, pilihannya ya menonton di Bioskop.

Perlahan, semakin banyak ada pilihan stasiun TV swasta dan juga TV Kabel yang berlangganan bulanan. Saya ingat, di Bandung saya pernah langganan TV Indovision dengan biaya sekitar 125 ribu rupiah perbulan.

Semua pilihan itu relatif mahal kalau dibandingkan dengan ketersediaan layanan streaming TV dengan adanya internet kecepatan tinggi saat ini.

Tempat Menonton Masa Kini

Lain dulu lain sekarang. Kalau dulu, sebelum internet menjadi bagian keseharian semua orang, kita menonton siaran televisi itu ada jadwalnya. Kita yang harus menyesuaikan waktu dengan jam penayangan film, dan kalau terlewat, kita harus menunggu siaran ulangnya.

Untuk menonton film 2 jam, bisa jadi harus menontonnya hampir 2,5 jam karena ada iklan di televisi. Lagi seru-serunya nonton, eh ada iklan. Kalau kita harus pergi ke toilet, kita akan ketinggalan filmnya karena tidak bisa dihentikan sementara.

Siaran televisi sampai sekarang ya seperti itu. Televisi satelit pun masih tergantung jadwal. Ada sih siaran tunda atau film yang sama ditayangkan lebih dari 1 kali. Tapi, kita selalu terikat dengan jadwal.

Sekarang ini, dengan adanya layanan streaming film, kita bisa menonton kapan saja. Kita tidak terikat lagi dengan jadwal penayangan. Kita bisa mengunduh filmnya terlebih dahulu, lalu ditonton tanpa koneksi internet ketika ada waktu kosong. Kita juga bisa menghentikan film sementara atau mengulang bagian yang kita tidak mengerti.

Pilihan filmnya juga ada banyak sekali. Film dengan berbagai genre. Selain itu ada koleksi terpisah untuk anak-anak. Kalau tidak tahu mau menonton apa, bisa-bisa kita habis waktu untuk memilih tontonan.

Netflix

Netflix

Layanan streaming yang paling populer saat ini adalah Netflix. Hampir semua pengemar film, rela membayar bulanan untuk mendapatkan akses ke koleksi film di Netflix. Koleksinya ini akan berganti secara berkala, akan selalu ada koleksi film baru dan akan ada yang tidak ditayangkan lagi.

Harga berlangganan Netflix ini bervariasi, mulai dari 54 ribu rupiah per bulan sampai dengan 186 ribu per bulan. Perbedaannya terutama di resolusi dan bisa diakses dari perangkat mana.

Harga paket Netflix tahun 2021 (sumber: arenadigital.id)

Aplikasi Netflix bisa diakses di ponsel, tablet, komputer dan tv pintar. Kalau memiliki tv model baru yang kategori tv pintar dan punya koneksi internet, bisa langsung menonton di layar televisi juga (kecuali paket ponsel, tidak bisa diakses di televisi).

Kenapa orang rela bayar mahal untuk menonton Netflix? Sebenarnya karena koleksinya selalu banyak yang baru setiap bulannya. Tapi tentunya kita tidak harus berlangganan terus menerus. Untuk orang yang tidak selalu punya waktu menonton, mereka bisa mengaktifkan langganan sesekali saja.

Koleksi film untuk anak-anak juga ada banyak, dan punya profil terpisah dari orang tuanya. Netflix juga punya serial original untuk drama Korea selain film dan serial Amerika.

Di antara semua layanan streaming, saya paling suka dengan aplikasi Netflix. Saya memilih paket langganan untuk 2 layar sekaligus supaya profil tontonan saya dan suami bisa dipisahkan.

Dengan terpisahnya profil tontonan (dan juga profil anak-anak yang terpisah), maka film yang direkomendasikan juga sesuai dengan apa yang saya tonton. Ketika saya berhenti menonton, saya juga bisa melanjutkan langsung di titik saya berhenti. Saya tidak harus mengingat di menit ke berapa tontonan saya terhenti.

Pemisahan profil ini hanya ada di Netflix. Untuk aplikasi lain, walaupun misalnya bisa kita pasang di beberapa gawai terpisah, dan bisa ditonton lebih dari satu layar pada saat yang sama, profil penonton tidak terpisah.

Disney+ Hotstar

Disney+ Hotstar

Layanan Disney+ Hotstar ini baru masuk ke Thailand. Saya baru bisa melihatnya beberapa bulan terakhir. Koleksi film di Netflix sudah banyak, tapi ternyata ada banyak juga yang hanya tersedia di Disney+ Hotstar dan tidak tersedia di Netflix.

Beberapa film karya Disney, Pixar, Marvel, Starwars dan National Geographic ditarik dari Netflix dan hanya tersedia di Disney+ Hotstar.

Disney+ Hotstar ini juga memiliki koleksi film kategori untuk anak-anak. Tapi salah satu yang menarik buat saya adalah koleksi serial TV Amerika yang dulunya hanya bisa didapatkan secara ilegal kalau ingin mengikuti secara ongoing seperti Grey’s Anatomy.

Koleksi film dan TV Series yang dulu menjadi favorit saya seperti serial Bones, White Collars, bahkan serial The Orville tersedia juga di Disney+ Hotstar.

Harga Disney+ Hotstar Indonesia

Biaya langganan Disney+ ini sangat murah loh. Kalau di Indonesia, kebanyakan teman saya bilang dapat sebagai bonus ketika membeli paket internet. Banyak juga yang sengaja berlangganan setahun (seperti kami), karena langganan setahun untuk Disney+ Hotstar tidak seberapa dibandingkan Netflix sebulan.

Layanan ini bisa diakses di berbagai perangkat selama terhubung ke internet. Pintarnya lagi, mereka menjual dibundel dengan paket kuota Telkomsel. Buat yang hobi nonton, sungguh godaan ya melihat koleksi film dan harganya yang dibundel paket data juga.

Seperti halnya Netflix, koleksi film bisa diunduh di aplikasinya untuk ditonton ketika tidak terhubung dengan koneksi internet. Untuk biaya langganan yang diberikan, bisa ditonton bersamaan oleh 2 layar. Jadi misalnya saya dan anak-anak ingin menonton film yang berbeda pada saat yang sama, tetap bisa dilakukan tanpa biaya tambahan.

HBO, Amazon Prime Video dan lainnya

HBO Go dan Prime Video

Sudah langganan Netflix dan Disney+ Hotstar, mungkin berpikir tidak perlu langganan yang lain lagi. Saya pikir juga begitu, karena dua layanan yang sebelumnnya koleksinya sudah sangat banyak sekali.

Akan tetapi, ternyata selalu ada saja film bagus dari layanan lain yang hanya tersedia di layanan tersebut. Salah satu contohnya, saya terpaksa langganan Amazon Prime Video sebulan, demi bisa menonton film The Tomorrow War dan Hitchki.

Untuk di negara yang bisa berbelanja dari Amazon, berlangganan Prime video ini hanya menambah ekstra sedikit untuk mendapatkan ongkos kirim gratis ketika berbelanja. Tapi di Asia, kita hanya mendapatkan layanan menontonnya saja dengan membayar sekitar 89 ribu rupiah per bulan.

Layanan Prime Video ini ada masa percobaanya 30 hari, jadi kalau hanya ingin melihat 1 atau 2 film, bisa juga hanya mencoba trial dan membatalkannya. Oh ya, buat yang suka film Bollywood, ada banyak loh film dari India di Prime Video ini.

Kalau jeli, sepertinya ada juga provider internet di Indonesia yang membundel paket prime video ini dengan paket internet mereka. Setidaknya saya lihat dari hasil browsing, Telkomsel dan IM3 Ooredoo pernah menawarkan paket kuota internet plus Amazon Prime Video.

Salah satu layanan lain yang juga populer sebelum Netflix adalah HBO GO. Di Thailand, saya mendapatkan langganan HBO dengan sangat murah dari provider internet saya. Di Indonesia, HBO tersedia di layanan Internet TV ataupun TV kabel dan TV satelit (yang tidak membutuhkan internet tapi membutuhkan decoder khusus).

Saya tidak tahu harga persis berlangganan HBO di Indonesia, tapi kalau ditanya ada film apa di HBO yang tidak ada di Netflix dan Disney+ Hotstar? Kalau mamah penggemar serial Game of Thrones, nah serial itu merupakan serial asli dari HBO. Lalu sekarang ini, ada juga serial lanjutan dari Gossip Girls yang dulu juga populer pada masanya.

Untuk mamah yang suka dengan drama Asia tapi tidak mau lagi menambah berlangganan layanan streaming, bisa loh menonton gratis dengan legal asal tahu caranya di layanan seperti VIU, Iqiyi, WeTv Iflix dan VIKI. Tapi tentu saja, yang namanya gratis akan ada keterbatasan dalam menonton mulai dari bukan film terbaru, resolusi tidak tinggi dan tidak bisa diunduh.

Penutup

Saya bertanya ke beberapa mamah gajah lain dan beberapa teman yang suka nonton. Ternyata dari sejumlah orang yang saya tanyakan, jawaban yang berlangganan Neflix dan Disney Hotstar sama banyaknya.

Ada yang selain berlangganan keduanya masih ditambah lagi dengan beberapa layanan streaming film Asia terutama untuk menonton drama Korea (seperti saya).

Masing-masing layanan ada kelebihan dan kekurangannya. Selain koleksi film yang berbeda, harga berlangganan juga berbeda. Tapi kesamaannya adalah isinya ada banyak sekali film dan serial, termasuk juga acara variety show dan dokumenter. Setiap layanan juga memiliki acara yang hanya tersedia di layanan tersebut.

Dari teman-teman yang saya tanya, sebagian besar berlangganan streaming untuk ditonton sendiri, dan sebagian kecil untuk memberikan anak hiburan maupun tontonan edukasi.

Ada sedikit tips untuk yang suka menonton tapi tidak punya budget untuk menonton. Daripada berlangganan beberapa layanan sekaligus, bisa bergantian langganan setiap bulannya, sesuai dengan film atau serial apa yang ingin ditonton. Toh layanan streaming seperti Netflix dan Prime Video tidak ada perbedaan harga ketika langganan perbulan dan per tahun.

Bagaimana dengan mamah sekalian, suka nonton film juga dan langganan layanan streaming apa saja di rumah?

Risna
Risna

WordPress Blogger, tinggal di Chiang Mai Thailand. Sedang hobi desain Canva dan Kinemaster selain menonton Film dan drama Korea.

Articles: 27

10 Comments

  1. Eh itu masa percobaan prime video 30 hari ya? Bukannya hanya 7 hari. Kayanya memang yang versi-versi trial perlu dicoba. Oh iya, untuk Disney di Telkomsel itu ada yang bundling 9ribu saja loh. Dapat kuota internet 2GB 30 hari + Paket Disney. Sayangnya penawaran ini hanya ada di customer tertentu. Raka nih yang dapat paket ini.

    • Di sini 7 hari, baca hasil gugling 30 hari. Nangi cek lagi ah. Ada yg ngakalin tiap udah mau abis dicancel trus trial lagi – jangan ditiru!

  2. Wah bagus sekali Risna tulisannya, as always. Rapih, terstruktur, dan lengkap ulasannya. 🙂

    Dan setelah Risna menelaah manfaat menonton, saya jadi makin semangat buat nonton terus nih ehehehe.

    • hayuk nonton, tapi setelah semua kerjaan selesai dan abis itu tulis review, posting deh di mamahgajahngeblog atau di blog sendiri, hehehe…

  3. […] Tentunya awal dari cerita sedikit tertebak, atau saya memang sudah tahu plotnya. Betty La Fea dulu merupakan tontonan wajib Ibu saya. Sedangkan saya sendiri, yang kira-kira masih duduk di bangku SD kala serial itu tayang, menonton sekilas-sekilas saja. Berbeda dengan Ibu saya yang menonton kisah Betty di TV, sekarang saya menonton versi lain dari kisah Betty melalui layanan streaming. Itulah beda media tontonan dulu dan sekarang. […]

Tinggalkan Balasan ke Belajar Dari “Ugly Betty” dan Blognya - mamahgajahngeblog.comCancel Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *