Tips Belajar Musik untuk Orang Dewasa

Belajar musik untuk anak-anak berguna untuk mengembangkan kemampuan otak kanan dan kiri. Belajar musik untuk orang dewasa berguna untuk relaksasi, menjaga kesehatan mental, dan aktualisasi diri. Mari simak berbagai tips supaya bisa belajar musik di tengah usia yang tidak lagi muda.

Apakah Mamah menyukai musik? Apakah Mamah berminat mempelajari musik, namun belum pernah memiliki kesempatan untuk menekuni bidang ini? Usia kita bisa jadi tidak muda lagi, tapi belajar hal baru tidak pernah mengenal usia. Melalui tulisan ini saya akan memberikan beberapa tips bagi orang dewasa untuk mempelajari musik berdasarkan pengalaman saya pribadi.

Mengapa kita perlu belajar musik?

Proses belajar dimulai sejak seorang manusia lahir. Dari sejak bayi, balita, kanak-kanak, remaja, pemuda, sampai beranjak dewasa, setiap manusia tidak pernah berhenti belajar. Seorang bayi belajar tengkurap tanpa bantuan. Seorang kanak-kanak belajar mengendarai sepeda roda dua. Seorang remaja belajar coding, dan seterusnya.

Kita selalu belajar dan proses belajar tidak terbatas dilakukan hanya di sekolah. Di rumah, di lingkungan, di komunitas, kita selalu dapat belajar, sebab inti dari pembelajaran sejatinya adalah:

dari tidak tahu menjadi tahu,

dari tidak terampil menjadi terampil.

Musik adalah salah satu bidang yang terintegrasi dan mudah sekali ditemukan di dalam kehidupan. Keahlian di bidang musik dapat menjadi salah satu sumber penghasilan. Akan tetapi, sebelum mengarah ke situ mari kita sepakati dulu bahwa musik adalah sesuatu yang indah.

Belajar Musik untuk Anak-anak

Belajar musik untuk anak-anak berguna untuk mengembangkan kemampuan otak kanan dan kiri mereka. Selain itu, pelajaran musik juga bermanfaat untuk mengasah:

1.    Jiwa seni

Musik memberi akses kepada anak-anak untuk melatih kepekaan akan seni, untuk dapat mengerti dan menikmatinya. Alangkah baiknya lagi jika suatu saat si anak dapat menciptakan sebuah karya indah yang dapat berelasi dengan orang lain.

2.    Kemampuan linguistik

Belajar musik dengan notasinya adalah seperti mempelajari sebuah bahasa yang baru dengan simbol dan aturan tata bahasa tersendiri.

3.    Kemampuan matematika

Memainkan musik pada intinya adalah menghitung jumlah ketukan dan memainkan not yang sesuai dengan ketukan yang diminta.

4.    Disiplin

Pelajaran musik biasanya berlangsung selama maksimal 30 menit per pertemuan. Anak yang belajar musik dituntut memiliki kesadaran tinggi untuk berlatih sendiri tanpa disuruh/diawasi oleh guru musik.

Belajar Musik untuk Orang Dewasa

Manfaat belajar musik untuk anak juga dirasakan oleh orang dewasa dengan beberapa tambahan keuntungan, apalagi di saat pandemi seperti ini ketika kita memerlukan aktivitas/hiburan di rumah akibat pembatasan pergerakan kita di luar rumah.

Belajar musik untuk orang dewasa berguna untuk:

1.    Relaksasi

Musik karya orang lain yang kita nikmati memberikan kesempatan untuk relaksasi. Kita mendengarkan musik untuk melepaskan penat, untuk merasa terhibur, atau untuk membantu mengenang sesuatu (seseorang atau sebuah relasi). Ketika kita belajar musik, proses memainkan lagu adalah sebuah proses yang bisa membantu kita merasa rileks dan lebih tenang.

2.    Menjaga kesehatan mental

Tak dapat dipungkiri bahwa banyak orang di seluruh dunia saat ini mengalami pandemic fatigue. Kita bosan dikungkung di rumah. Kita lelah tidak dapat berinteraksi dengan bebas dengan orang lain. Sejak pandemi, banyak orang kembali ke hobi lama atau menemukan hobi baru. Mungkin musik adalah hobi lama/baru yang ingin kita geluti untuk menjaga pikiran kita tetap waras, termotivasi, dan semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

3.    Aktualisasi diri

Setiap manusia tidak pernah berhenti belajar dan bagian penting dari sebuah proses belajar adalah adanya pencapaian (achievement). Belajar musik adalah hal yang sulit, tapi tidak mustahil. Belajar musik perlu ketekunan, kegigihan, dan tekad untuk tidak menyerah ketika materi pembelajaran bertambah sulit. Ketika kita sudah melewati suatu level, atau lulus dari satu ujian, ada kebanggaan dan kepuasan tersendiri karena sudah berhasil menyelesaikan satu tahap. Pencapaian dan keberhasilan sangat penting untuk membuat diri kita tetap termotivasi.

4.    Sumber penghasilan

Belajar musik adalah salah satu pilihan yang akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Begitu kita sudah mencapai tingkat kemahiran tertentu, akan ada peluang untuk kita menjadi profesional di bidang musik atau menjadi guru musik, dan ini berarti potensi sumber penghasilan.

Guru piano saya bahkan pernah berkelakar, “Selama manusia tetap berkembang biak, market untuk les musik akan selalu ada.” Dengan pengetahuan ini, saya menjalani pelatihan sampai dua tahun ke depan untuk menjadi guru piano bagi anak-anak di level pre-primary (sebelum level grade). Profesi guru piano memiliki jam kerja yang fleksibel dan tidak memiliki usia pensiun, sangat cocok untuk saya masih ingin membersamai anak-anak di rumah.

Tips belajar musik untuk orang dewasa
Belajar hal baru tidak mengenal usia. Belajar musik adalah hal yang sulit, tapi tidak mustahil bahkan untuk orang dewasa. (Foto oleh Paige Cody di Unsplash)

Tips untuk Orang Dewasa  

Setelah membahas berbagai manfaat dari belajar musik untuk orang dewasa, saya akan membagikan tips bagaimana mulai belajar dan bertahan belajar sampai akhirnya memiliki kemampuan di bidang musik.

1.    Mulai dengan alat musik piano

Saya mempelajari piano dari nol sejak tahun 2018 pada usia 35 tahun. Waktu itu tujuan saya sederhana saja: saya ingin belajar piano supaya saya bisa mengajari anak-anak saya.

Anak saya yang sulung mulai diikutkan les piano sejak dia berusia tiga tahun. Sampai berusia 7 tahun, si Kakak sudah berganti guru piano sebanyak empat kali. Rata-rata satu guru piano mengajarnya selama satu tahun, bahkan ada yang kurang dari itu.

Ketika itu saya memiliki beberapa dugaan mengapa dia sering sekali berganti guru piano:

  1. Dia memang tidak memiliki minat dan bakat akan bidang musik.
  2. Dia mulai belajar pada usia yang terlalu muda.
  3. Belum ada guru piano yang cocok mengajarnya.

Akan tetapi, saya pribadi berprinsip bahwa sekali masuk ke satu bidang, tidak boleh berhenti/mundur/menyerah, kecuali keadaannya gawat sekali.

Berkaca pada pengalaman masa kecil dan remaja dimana saya menemukan penghiburan dan ketenangan dari belajar musik di sekolah di tengah perjuangan mencari teman dan jati diri, saya pun memproyeksikan hal yang sama untuk anak-anak saya.

Musik memberi tujuan dan kesibukan di tengah masa muda yang menawarkan banyak pergumulan sekaligus banyak waktu luang.

Beberapa bulan setelah mulai les piano, saya juga mengambil les flute. Ketika itu saya sedang mengandung anak ketiga dan memang ada dorongan yang sangat kuat untuk belajar musik. Dua puluh tahun sebelumnya saya pernah mempelajari organ selama dua tahun . Saya sudah lupa cara memainkan instrumen musik tersebut, tapi saya tidak pernah melupakan teori musik yang memudahkan saya untuk cepat belajar piano, dan kemudian flute.

Dari pengalaman belajar piano dan flute pada saat yang bersamaan, saya mengambil kesimpulan: mulailah dengan piano.

Piano adalah instrumen musik yang paling mudah dimainkan untuk menghasilkan bunyi. Cukup memencet tuts piano dan suara piano yang khas akan keluar. Hal ini berbeda dengan gitar dan seruling misalnya. Ada cara tersendiri untuk memetik senar gitar supaya dapat menghasilkan bunyi. Ada cara menekan lubang sambil meniup yang spesifik supaya seruling dapat menghasilkan suara. Belajar memainkan piano yang tinggal ditekan tuts-tutsnya akan mengurangi kepeningan Mamah yang tiba-tiba harus belajar sebuah bahasa baru, sebuah bahasa asing dalam bentuk teori musik.

Sebagai kesimpulan, meskipun Mamah berminat mempelajari alat musik yang tidak umum seperti cello atau biola, misalnya, mulailah dengan instrumen musik yang paling mudah menghasilkan bunyi supaya Mamah tidak merasa susah dan kalah di awal. Ketika Mamah sudah mencapai tingkat kemahiran tertentu dalam memainkan piano, baru beralih ke alat musik lain yang membutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi.

2.    Cari guru musik yang biasa mengajar anak-anak

Guru musik yang biasa mengajar orang dewasa akan memiliki asumsi akan pengetahuan dan kemampuan kita di bidang musik. Dia akan berasumsi bahwa kita setidaknya tahu cara membaca not balok, karena pernah diajari dari tingkat SD sampai SMA. Atau dia akan berasumsi bahwa kita tahu cara memainkan alat musik yang diwajibkan sekolah, seperti suling dan pianika.

Padahal, misalnya, kita sudah melupakan semua pelajaran tentang musik, termasuk apa itu not balok. Kita hanya mengingat bentuknya yang seperti sayur tauge. Misalnya lagi, dulu kita memainkan suling/pianika dengan memberi stiker lubang/tombol apa yang harus ditiup/dipencet, bukan karena kita benar-benar mengerti.

Guru yang biasa mengajari anak-anak tidak akan memiliki asumsi tersebut. Dia akan melihat kita seperti melihat anak-anak, selembar kertas kosong yang akan ditulisi ilmu. Dia akan lebih sabar terhadap kita karena dia mengetahui keterbatasan waktu/tenaga/kapabilitas otak kita, dan menghargai kita yang bertekad belajar dari nol, walaupun usia sudah tidak lagi muda.

3.    Pelajari juga teori musik

Belajar teori musik sama pentingnya dengan belajar praktek memainkan alat musik.

Jangan belajar musik dengan menggunakan not angka. Berinvestasilah dalam hal tenaga dan waktu untuk mempelajari not balok. Not balok adalah bahasa yang universal dalam dunia musik. Dengan not balok, orang-orang yang berbeda bangsa dan bahasa pun dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dalam memainkan karya yang indah.

Manusia akan termotivasi untuk belajar lebih banyak jika ada penghargaan terhadap hasil belajarnya sebelumnya. Kita bisa mengukur kemajuan belajar kita saat kita beralih dari buku pada satu tingkat kemampuan ke buku pada tingkat kemampuan berikutnya. Pada saat belajar, gunakan buku teori dan buku latihan lagu secara bertingkat.

Untuk piano sendiri  ada 11 level yang saya tahu: pre-primary 1 sampai 3 yang dilanjutkan dengan grade 1 sampai 8. Saya memulai dari level pre-primary 1 dan pada akhir tahun ke-3 saya menjalani ujian dari Associated Board of the Royal Schools of Music (ABRSM) pada bulan September nanti. ABRSM adalah sebuah badan yang bermarkas di London, Inggris, yang menyelenggarakan ujian musik secara internasional.

4.    Ikuti ujian musik untuk mengetes kemampuan

Mengikuti ujian adalah salah satu cara mengecek apakah kita masih berada di jalur belajar yang benar. Biaya ujian yang mahal dan sertifikasi yang bergengsi akan memacu kita supaya lebih rajin berlatih.

Kita yang sudah menyediakan waktu untuk belajar musik secara rutin tentunya juga akan menyediakan waktu untuk berlatih lagu-lagu ujian. Mengikuti ujian adalah bentuk pertanggungjawaban terhadap diri kita sendiri, akan investasi waktu, biaya, dan tenaga yang sudah kita kerjakan.

Guru musik yang kompeten adalah guru yang mendorong muridnya untuk mengikuti ujian internasional. Dua lembaga berkompeten yang menyelenggarakan ujian internasional untuk berbagai alat musik adalah ABRSM dari Inggris yang saya sebutkan di atas dan Yamaha dari Jepang. Pilihan mengambil ujian dari lembaga mana tergantung pada afiliasi dari guru musik yang mengajar kita.

Orang bilang anak kecil lebih cepat belajar musik karena mereka seperti spons yang menyerap ilmu apapun. Saya berani bilang tidak; orang dewasa akan lebih cepat belajar musik karena kita orang dewasa memiliki keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Keterbatasan itu menyebabkan kita lebih fokus dan tidak kalah oleh rasa bosan atau rasa malas berlatih seperti halnya anak-anak.

Sebelum mulai belajar, Mamah bisa survei dulu tentang harga alat musiknya, biaya lesnya, dan level-level pembelajarannya. Selamat belajar!

Rijo Tobing
Rijo Tobing

Penggemar filsafat, taekwondo, piano, dan bahasa Korea.

Dapat disapa di rijotobing.wordpress.com

Articles: 4

5 Comments

Tinggalkan Balasan ke Belajar Bahasa Itu Seperti Belajar Matematika – Rijo TobingCancel Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *