Sambut ulang tahun ke-494 pada tanggal 22 Juni 2021, Ibu Kota usung tema ‘Jakarta Bangkit’. Tema ini sangat cocok di tengah suasana kasus wabah pandemi Covid-19 yang sedang naik tajam.
“Tema ini dipilih untuk menggambarkan keadaan kita saat ini yang sedang bangkit dalam masa keterpurukan karena tantang kesehatan. Saat tahun lalu alami penurunan kita semua tetap tangguh dan kuat bertahan. Maka tidak menutup kemungkinan tahun ini membawa ke arah Jakarta bangkit,” ungkap Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta, secara virtual pada acara Pencanangan HUT ke-494 Kota Jakarta, Senin (24/5/2021)
sumber traveling.bisnis.com
Sebagai warga Jakarta, aku merasa senang bisa menikmati keindahan berbagai sudut kota dengan bersepeda. Beragam tempat di Jakarta baik di pusat kota maupun di tempat wisata sangat asyik dinikmati dengan bersepeda atau gowes. Aku ingin berbagi pengalaman gowes di pusat kota koridor Sudirman-Thamrin, Hutan Mangrove, Taman Mini Indonesia Indah, Taman Margasatwa Ragunan, dan Taman Impian Jaya Ancol.
Berolahraga adalah salah satu upaya untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Bersepeda adalah olahraga yang dapat mengoptimalkan kinerja sistem kardiovaskular, yaitu jantung dan pembuluh darah, dengan cara memperkuat otot jantung dan meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Apabila kinerja sistem kardiovaskular berfungsi dengan baik, maka risiko terkena stroke, serangan jantung, dan tekanan darah tinggi dapat dikurangi.
Penting untuk para Mamah Gajah nih …
Ternyata bersepeda adalah cara yang baik untuk mengontrol atau mengurangi berat badan. Mengapa demikian? Gowes rutin dapat meningkatkan tingkat metabolisme, membangun otot dan membakar lemak tubuh. Yuk! Gowes cukup selama satu jam dapat membantu membakar 300 kalori. Sedangkan bersepeda selama setengah jam setiap hari membantu membakar lima kilogram lemak dalam setahun.
Satu lagi … Gowes itu bikin bahagia loh! Gangguan kesehatan mental seperti depresi, stres dan kecemasan dapat dikurangi dengan bersepeda secara teratur. Terbukti bersepeda memiliki efek yang sama seperti rekreasi yang mendorong dopamin dan memicu rasa bahagia.
Gowes di Pusat Kota Jakarta
Biasanya aku dan suami memanfaatkan akhir pekan dengan gowes tipis di Gelora Bung Karno dan sekitarnya. Koridor Sudirman-Thamrin adalah jalur aman dan nyaman untuk gowes sambil menikmati keindahan pusat kota Jakarta.
Deretan gedung pencakar langit berada di sisi kiri kanan jalan. Sebagai arsitek, aku sangat senang mengamati beragam bentuk desain gedung-gedung modern itu. Sejenak aku berpose di depan gedung karya Paul Rudolph, arsitek asal Amerika. Desain gedung ini sering menjadi pembahasan menarik saat kuliah di Arsitektur ITB. Atap miring menjadi simbol arsitektur tropis, sedangkan atrium terbuka dibuat untuk memaksimalkan sirkulasi udara alami.
Sepanjang koridor Sudirman-Thamrin sudah ada jalur khusus sepeda permanen. Warna hijau menjadi penanda jalur khusus tersebut.
Oya … Trotoar juga ada jalur sepedanya. Aku memilih melintas di trotoar karena mengayuh sepeda pelan-pelan saja.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan ruang publik seperti arena bermain skeatboard, taman hutan kota, tempat duduk di titik tertentu, jembatan penyebrangan orang (JPO), trotoar yang nyaman, dan fasilitas untuk penyandang disabilitas. Maju kotanya bahagia warganya, begitu slogan kota Jakarta. Tugas sebagai warga adalah menjaga kebersihan, keindahan, ketertiban, dan keamanan dengan membuang sampah pada tempatnya. Tidak mencoret-coret fasilitas, tidak mengganggu kenyamanan sesama pengguna fasilitas publik, juga mematuhi peraturan yang ada.
Gowes di Hutan Mangrove
Masa sih di Jakarta ada hutan? Begitu tanya sahabatku yang tinggal di Palembang saat chat di Whatsapp. Dia heran aku upload foto gowes di Ekowisata Mangrove Jakarta dengan keterangan gowes di hutan Jakarta. Ada dong! Jawabku sambil menyematkan emot senyum dan jempol.
Jika ingin menikmati keindahan alam di Jakarta sangat cocok bila kita berkunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Jakarta Utara. Kawasan konservasi alam mangrove seluas 99,82 hektar dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Kawasan ini adalah ekosistem lahan basah yang didominasi oleh pepohonan mangrove. Mengapa konservasi alam penting dan sangat dibutuhkan di Jakarta?
Sebagai ibu kota Negara Indonesia, Jakarta sangat kekurangan lahan hijau terbuka. Tingkat polusi udara cukup tinggi serta mulai mengalami erosi dan abrasi garis pantai. Maka, konservasi alam mangrove menjadi salah satu solusinya.
Kawasan ini tertata dengan baik, bersih, aman, dan nyaman. Fasilitas yang disediakan pengelola seperti toilet, mushola, kantin dan restoran lengkap. Restoran dibangun di atas laut dan memiliiki view langsung ke Teluk Jakarta. Satu lagi yang unik di lokasi ini adalah penginapan berbentuk tenda. Bangunan dengan material utama kayu dan atap sirap. Berdiri di atas rawa mangrove dengan pondasi dan pedestriannya juga dari kayu. Keren banget!
Sayangnya saat itu aku tidak bertemu Elang Bondol yang dilindungi dan biasa terbang bebas di kawasan ini. Elang Bondol hidup di area yang luas sekitar Kepulauan Seribu juga di Hutan Mangrove Jakarta. Mereka menjadi hewan yang dilindungi karena hampir punah.
Gowes di Taman Mini Indonesia Indah
Mengayuh sepeda keliling Indonesia cukup dua jam. Waaahhh … Mana bisa? Hi3 … Bisa atuh! Gowesnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur. Liburan sekolah telah tiba, jadi aku ajak Teteh olahraga sambil rekreasi.
Oya … Bagasi mobilku hanya muat dua sepeda lipat, jadi suami meminjam sepeda di TMII yang dikelola oleh koperasi karyawan. Sepedanya bagus dan bersih. Harga sewa perjam murah meriah. Olahraga adalah ikhtiarku untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kebugaran. Berjemur sinar matahari juga sangat perlu. Selain makanan bergizi, vitamin, dan selalu menjaga protokol kesehatan.
Aku mengajak Teteh menyempatkan diri masuk ke halaman beberapa anjungan, seperti rumah Minangkabau, Toraja, dan Banjar. Berfoto sambil mengumpulkan nafas he3 …
Gowes dengan memakai masker memang kurang nyaman. Tapi harus loh! Jangan lepas masker ya kecuali sedang minum. Teteh belajar arsitektur tradisional Indonesia yang sangat kaya, beragam, dan indah.
Gowes di Taman Margasatwa Ragunan
Liburan sekolah di dalam kota Jakarta tetap asyik kok! Aku mengajak Teteh berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan. Teteh senang sekali menikmati sejuknya udara pagi hari (sekitar pukul 07.00 pagi) di bawah rimbunnya pohon-pohon besar. Sesekali sinar mentari mengintip dari balik dedaunan. Gowes tipis sambil menyusuri rute kolam flamingo dan bangau. Lalu menuju kandang gajah terus sampai di area komodo dan jerapah. Tujuan utama adalah Pusat Primata Schmutzer.
Oya … Gowes di Taman Margasatwa Ragunan ini sebelum pandemi. Sekarang harus mentaati prokes 5M dengan ketat. Jangan abai agar tetap terjaga kesehatan kita. Siapkan perlengkapan seperti handsanitizer, tissue basah antiseptik, masker, cemilan, dan botol minum pribadi. Sebaiknya tidak makan di tempat umum, apalagi bila tampak ramai atau berkerumun.
Tepat pukul 09.00 pintu gerbang Pusat Primata Schmutzer dibuka.
Siapakah Schmutzer itu? Dia adalah seorang ibu ilmuwan warganegara Jerman yang tertarik dan memiliki kepedulian terhadap primata khususnya yang berada di Indonesia. Orang utan asal pulau Sumatra telah terancam kepunahan begitu juga gorila dan beragam jenis primata lain yang diburu oleh manusia tak bertanggung jawab. Primata juga ikut binasa karena adanya pembalakan hutan secara liar.
Suasana di dalam dibuat seperti habitas asli primata liar. Namun ada batas kaca atau kawat agar aman bagi pengunjung. Teteh asyik melihat induk orang utan menggendong anaknya. Aih … seperti bercermin diri. ‘Apakah aku sebagai ibu telah demikian tulus mengasuh anak-anak ku?’.
Di kandang terpisah Teteh juga menyaksikan seekor induk monyet sedang menyusui bayinya. Tepat di sebelahnya monyet jantan mengelus punggung pasangannya. Wow … mesra sekali!
Gowes di Taman Impian Jaya Ancol
Pagi yang cerah diakhir pekan cocok untuk berolahraga nih! Aku dan suami suka gowes tipis untuk menjaga kesehatan dan menambah semangat plus merawat kebahagiaan.
Pilihan kali ini gowes di Taman Impian Jaya Ancol Jakarta Utara dengan pertimbangan akan mendapat sinar matahari yang melimpah ruah. Tentu udara segar khas wangi laut akan aku dapatkan juga. Sesampainya di gerbang masuk, tertulis tiket harus dibeli secara online. Waduh … Aku belum punya tiket nih. Untunglah suami bisa segera memesan tiket di situs ini: www.ancol.com.
Pedestrian disediakan sepanjang pantai untuk pejalan kaki dan pesepeda sehingga nyaman dan aman. Ada yang unik loh di tugu dekat tulisan ‘Welcome to Ancol’. Beberapa kali datang ke Ancol belum pernah mendekat untuk melihat lebih detail.
Wow … Ternyata ada puisi terukir di tugu tersebut dilengkapi tandatangan Ali Sadikin Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 2 Juli 1977. Mau tahu apa isi puisinya?
‘Padamu yang bakal lahir dan tumbuh di pangkuan pertiwi ini. Berkumandang doa dan harapan suci. Semoga cahaya pikir dan daya raga sepanjang usiamu. Ikhlas berdiri menjaga, melindungi Taman Impian ini. Di mana insan bertemu muka, bertatap jiwa, melepas dahaga sukma, dan membuang rindu pada sesama. Pada alam wajah semesta. Padamu yang akan terlahir dalam zaman. Sambunglah darah kehidupan kami. Kebun penyemai keindahan. Perabuk jiwa kelembutan. Penyegar jiwa pengabdian yang tumbuh di sini. Di pantai emas ini. Di muara sejarah Jakarta. Jantung perkasa peradaban Indonesia.‘
Fasilitas lengkap disediakan oleh pengelola Ancol. Pantai Carnival, Pantai Lagoon, Pantai Indah, Pantai Ria, dan Pantai Festival adalah lokasi favorit bagi pengunjung Ancol. Pantai terbaru yang tak kalah menarik adalah Symphony of The Sea. Bagi yang hobi berenang, selain di pantai bisa juga di Atlantis Water Adventure. Kalau ingin bergembira ria datang saja ke Dunia Fantasi. Jalur khusus sepeda ada juga di Ocean Eco Park dengan nuansa alam yang sejuk.
Pengunjung bisa mengenal beragam hewan laut dengan berkunjung ke Gelanggang Samudra dan Sea World. Sedangkan Pasar seni cocok untuk menikmati berbagai karya anak bangsa yang luarbiasa, seperti lukisan dan ukiran. Bila ingin menginap pilihlah Putri Duyung Cottage dengan desain unik nan menarik. Pencinta kuliner seafood wajib datang ke restoran Bandar Jakarta.
Bersepeda Harus Beretika
Sebagai penyuka sepeda dan penikmat gowes, aku ingin berbagi pesan. Bahwa apapun yang kita lakukan sejatinya harus memenuhi standar etika yang berlaku di masyarakat. Apa saja etika yang harus dimiliki oleh pesepeda?
1. Hargailah pengguna jalan yang lain, baik kendaraan yang lebih besar maupun pejalan kaki.
2. Patuhi rambu-rambu lalu lintas.
3. Gunakan pengaman seperti helm dan pelindung lutut untuk meminimalisir resiko kecelakaan.
4. Menjaga jarak dan tidak bergerombol saat bersepeda bersama, agar tidak terjadi kemacetan atau saling bersenggolan yang dapat menimbulkan kecelakaan.
5. Parkir sepeda di tempat yang telah disedikan.
Bersepeda di jalan pedesaan, trek pegunungan, atau di area khusus juga harus mentaati peraturan yang ada. Tentu untuk keamanan dan kenyamanan semua. Bukankah pengguna area publik tidak hanya diri kita sendiri?
Wah baru tau kalau di ragunan dan taman mini indonesia indah bisa bawa sepeda ke dalam. Kalau mudik boleh dicoba ini…
[…] berubah ketika Hyeok (Jang Ki-yong) dengan perawakan langsing sedang olahraga lari menggunakan sepatu sneaker yang sama. Rupanya Hyeok dan Da-eun sudah tinggal bersama. Suatu […]
[…] di akhir pekan. https://mamahgajahngeblog.com/gowes-seru-di-5-spot-keren-jakarta/ Tracking di alam bebas. […]
[…] memiliki tempat gowes yang keren loh! Baca artikel lengkapnya di sini: https://mamahgajahngeblog.com/gowes-seru-di-5-spot-keren-jakarta/ Sambil silaturahim ke rumah Mamah Tuti bisa gowes keliling Kota Cirebon. Keliling Kota Solo sambil […]
[…] Spot menarik lainnya di Jakarta yang asyik untuk gowes ada di sini. […]
[…] Baca juga di sini: Gowes Seru di 5 Spot Keren Jakarta […]