Beberapa hari ini banyak teman bertanya tentang sekolah berasrama atau nama kerennya boarding school. Memang berburu informasi dan survei lokasi boarding school itu ada sensasi tersendiri. Asyik loh! Selain deg-degan juga sih … Apakah anak kita akan suka dan betah belajar di boarding school?
Apa Itu Boarding School?
Boarding school adalah sistem sekolah dengan asrama, di mana peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya (Arsy Karima Zahra, 2008).
Sumber: https://www.dictio.id/
Anakku Kaka dan Mas pernah belajar di sekolah berasrama, sedangkan Teteh masih belajar di kelas 8 SMP Quran Al Ihsan dengan sistem boarding school. Kaka sudah lulus kuliah dari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Bandung dan sedang kuliah pascasarjana di SBM ITB. Dia adalah alumni SMA Insan Cendikia Sekar Kemuning IBS. Sedangkan Mas masih kuliah semester 7 di Planologi ITB, dulu dia belajar di SMPIT Al Binaa IBS.
Waktu Berburu Informasi
Akhir semester ganjil adalah waktu berburu informasi boarding school. Biasanya awal tahun adalah waktu pendaftaran di berbagai boarding school pilihan. Malah ada boarding school yang telah membuka pendaftaran pada bulan Oktober – November. Tes masuk diadakan pada bulan Desember. Bagi orangtua yang ingin anaknya melanjutkan pendidikan di sekolah berasrama, ada baiknya melakukan survei terlebih dahulu ke sekolah yang dituju.
Oya … Ajaklah anak untuk ikut menjelajah beberapa sekolah berasrama agar dapat menangkap secara fisik dan visual, bagaimana suasana di sana. Mengapa hal ini penting? Bukankah kelak yang akan menjalani hari-hari selama sekolah berasrama adalah anak kita.
Ajukan berbagai pertanyaan yang dirasa penting kepada bagian informasi, seperti waktu kunjungan orangtua, jumlah anak per kamar atau per kelas. Tanyakan juga tata tertib sekolah dan asrama, jadwal belajar dan istirahat, profil lulusan, serta latar belakang pendidikan guru, wali asrama, dan kepala sekolah. Hehehe … Mungkin kita sungkan ya bertanya hal detail seperti itu. Tapi menurut pendapatku itu harus dilakukan, karena anak kita akan 24 jam, 7 hari dan berbulan-bulan penuh ada di lingkungan boarding school.
Selain melihat informasi secara online atau membaca brosur yang diberikan pihak sekolah, sebaiknya lakukan kunjungan. Mintalah ijin kepada panitia penerimaan siswa baru (PSB) untuk melihat kamar tidur, ruang kelas, ruang makan, kamar mandi, dan fasilitas pendukung lainnya. Bahkan kalau perlu blusukan keliling asrama dan fasilitas sekolah. Bila berkunjung di hari sekolah, luangkan waktu beberapa jam dan lihat, bagaimana aktivitas para santri?
Intinya adalah orangtua dan calon siswa harus berkomunikasi secara positif, juga menggali informasi yang dibutuhkan saat bertemu dengan panitia PSB. Perhatikan juga ekspresi anak apakah tertarik, masih ragu, atau bahkan menolak (merasa tidak senang).
Mengapa Aku Menyekolahkan Anak di Boarding School?
Nah … Faktor penting yang tak boleh diabaikan adalah pendapat anak kita yang akan menjadi siswa di sekolah berasrama. Tanyakan bagaimana perasaannya? Gali juga keinginannya tentang sekolah yang diidamkannya. Akan lebih berhasil kelak proses belajar siswa bila masuk sekolah berasrama atas kehendak sendiri. Bila ada unsur paksaan biasanya siswa cenderung kurang berhasil, bahkan ada yang keluar karena tidak sesuai dengan keinginannya.
Seorang teman bertanya, “Mba Dewi kenapa anak-anaknya masuk boarding school? Bukankah nilai UN-nya bagus dan pasti diterima di sekolah negeri favorit di Jakarta.” Pertanyaan lain dari kerabat, “Bisa tega dan apa ‘ndak kangen Mba?” Atau ada juga yang iseng memberi komentar, “Wah … Ibu Bapaknya sudah gak mau repot ngurus lagi tuh …”
Jadi kenapa ya anakku akhirnya berlajar di boarding school? Aku teringat bacaan favorit ketika SD dan SMP, yaitu seri Lima Sekawan karya Enid Blyton. Tokoh dalam novel itu diceritakan belajar di sekolah berasrama. Ketika liburan mereka berpetualang, seru sekali! Oya … Pilihan sekolah berasrama bukan semata pilihanku sebagai orangtua, namun Kaka, Mas, dan Teteh juga memilihnya sendiri dengan senang hati.
Aku bertanya kepada Mas saat masih kelas 6 SD. Apakah dia akan memilih SMP biasa atau boarding school? Surprise … Mas memilih ingin sekolah berasrama. Kutanya lebih jauh, mengapa Mas memiilih boarding school? Dia bilang ingin mandiri dan konsentrasi belajar. “Jakarta ruwet Bu, kalau di boarding school kan ke sekolah tinggal jalan kaki, udaranya segar, nyaman. Lagi pula setiap minggu masih bisa ketemu Ibu dan Bapak saat jadwal kunjungan.” Aku tersenyum dan mengucek rambutnya yang mulai sedikit gondrong.
Demikian juga Kaka dan Teteh hampir serupa jawabannya. Konsentrasi belajar dan lingkungan yang nyaman karena asrama dan sekolah dalam satu kawasan sehingga tidak membuang waktu dan tenaga. Boarding school yang dipilih juga memenuhi kebutuhan minat dan bakat masing-masing, jadi sekolah mereka pun berbeda-beda.
Suka Duka Orangtua Saat Anak Boarding School
Pengalaman suka-duka saat anak-anak sekolah berasrama tentu aku alami. Saat mereka pulang liburan terasa hati ini deg-deg-an tak sabar menanti. Oh … Begini ya rasanya jadi orangtua yang menanti anaknya mudik … hahaha. Rumah dibersihkan, kamar dirapikan, kulkas diisi makanan kesukaan, masakan istimewa disiapkan, dan sederet acara hangout atau traveling direncanakan. Ketika mereka datang, wah … bahagia rasanya tak terperikan. Walau sudah jangkung melebihi ayahnya (apalagi ibunya yang imut … hihihi …) tetap saja kupeluk hangat mereka.
Ketika mereka kembali ke boarding school rasanya sepi. Iya benar sekali, rasanya ada yang terbawa pergi. Pagi hari rumah yang biasanya hiruk pikuk dengan persiapan sekolah, sarapan, dan prosesi keberangkatan tak ada lagi. Meja makan pada siang haripun lengang, kadang ini membuatku tak bernafsu menyantap hidangan. Malam menjadi lebih sunyi, tak ada yang memanggilku untuk menemani belajar atau sekedar membaca buku cerita bersama. Sebagai gantinya, di penghujung malam di atas hamparan sajadah, kupanjatkan doa-doa terbaik untuk mereka.
Aku juga tahu dan merasakan Kaka, Mas, dan Teteh pasti kangen kepada orangtua dan rumah. Namun, sungguh aku terharu dan merasa sangat bersyukur, ternyata mereka bilang, “Pastilah kangen … Kan aku sayang Ibu. Kalau kangen aku berdoa, terus kangennya bisa berkurang. Nah … aku juga senang kalau ditengokin kayak gini impas deh kangennya!”
Sebagai orangtua, aku bahagia bila mereka juga bahagia. Bahagiaku bertambah ketika senyum tersungging di wajah mereka menyambut kedatanganku. Ya … Waktu kunjungan orangtua adalah waktu yang ditunggu-tunggu.
Kali lain, aku tanyakan apakah mereka senang tinggal di sekolah berasrama? Adakah masalah atau hal yang harus dibantu? Atau apa saja yang membuat mereka merasa mendapatkan perhatian dari orangtua. Alhamdulillah … Mereka betah. Adaptasi kehidupan berasrama juga dapat dilalui dengan baik. Sangat dimaklumi bahwa ada juga pernik-pernik seperti telat bangun, telat datang ke masjid, pelajaran yang tidak disukai, makanan yang tak sesuai selera, berebut kamar mandi, teman yang iseng, dan sebagainya.
Kegiatan di boarding school sangat padat. Ini jadwal harian kegiatan belajar mengajar (KBM) daring Teteh yang tidak jauh berbeda jika sedang KBM luring.
Informasi Boarding School di Berbagai Kota
Untuk Mamah-mamah yang berminat menyekolahkan anaknya di boarding school bisa mempelajari dahulu beberapa boarding school di bawah ini. Semoga bermanfaat ya…
Pertama: Kaka adalah alumni dari SMA Insan Cendikia Sekar Kemuning IBS pada tahun 2014, sekarang berganti menjadi SMA TELKOM Sekar Kemuning IBS berlokasi di Kota Cirebon, Jawa Barat, merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam dengan sistem berasrama, memadukan sistem pendidikan formal dan pesantren yang membantu siswa menjadi pribadi qur’ani, mandiri, cerdas, serta berwawasan global. Sekolah menerapkan kurikulum Diknas plus, pengembangan diri, dan pembinaan ke-islaman. Selain itu, sekolah juga menerapkan metode pembelajaran yang modern berbasis multimedia seperti metode pembelajaran cooperative learning, problem solving learning, discovery dan inquiry learning serta STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics). Info lengkap di https://sma.telkomschools-crb.sch.id/.
Kedua: Mas adalah alumni tahun 2015 dari SMPIT Al Binaa IBS. Yayasan Al Binaa menyelenggarakan tingkat pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat atas yang memadukan kurikulum nasional dengan kurikulum mandiri pesantren. Sejak tahun 2004, Yayasan Al Binaa yang berada di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berkomitmen untuk memajukan generasi muda Indonesia agar memiliki iman yang kuat, ilmu yang selalu mutakhir dan akhlak yang baik, hal ini terus dilakukan hingga sekarang di era revolusi industri 4.0. Jika ingin mandiri dan merasakan kurikulum nasional yang diintegrasikan dengan kurikulum pesantren, maka Al Binaa bisa dijadikan pilihan tempat menuntut ilmu. Info lengkap di https://albinaa.sch.id/.
Ketiga: Teteh saat ini sekolah di SMP Qur’an Al Ihsan Jakarta Selatan. Program unggulan sekolah ini adalah mencetak para penghapal Al-Qur’an yang memiliki pemahaman dan pengamalan Islam yang baik dan benar, serta memiliki kompetensi di bidang umum lainnya. Bila kita memiliki anak lalu dia hafal Al-Qur’an, maka Allah SWT memberikan mahkota kepada orangtuanya di surga … Masya Allah. Betapa bahagianya orangtua memiliki anak yang sholeh dan hafidz qur’an. Inilah mukjizat yang Rasulullah SAW tinggalkan untuk umatnya. Beruntunglah orangtua yang mempunyai anak dengan mendapatkan warisan dari Rasulullah SAW yaitu Al Hafizh. Info lengkap di https://al-ihsankebagusan.sch.id/.
Keempat: Keponakanku, Iqbal lulusan SBM ITB adalah alumni MATIQ Isy Karima yang berlokasi di Karanganyar, Jawa Tengah. Dia hafizh 30 juz Al-Qur’an. Madrasah Aliyah Tahfizhul Qur’an (MATIQ) didirikan pada tahun 1999 dengan masa pendidikan 4 tahun. Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Isy Karima (YSPII) yang telah terbentuk sejak tahun 1994 terlebih dahulu merencanakan pendirian pondok pesantren Taman Pendidikan Al-Qur’an setingkat SMA di bawah bimbingan Ustadz Ya’qub Basya dan Ustadz Suwardi Efendi, Lc. Dengan didirikannya program pendidikan ini diharapkan para lulusannya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu ke perguruan tinggi di Indonesia, terutama di Timur Tengah. Info lengkap di https://isykarima.com/.
Kelima: Adam yang sedang kuliah semester 7 di Kedokteran Universitas Brawijaya dan Balqis mahasiswa Kedokteran UIN Maulana Malik Ibrahim adalah dua keponakanku alumni SMAIT Ibnu Abbas. Mereka telah hafal 15 juz Al-Qur’an. Pondok Pesantren Tahfidzul Qur`an (PPTQ) Ibnu Abbas terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang membawahi Kuttab Ibnu Abbas, Kulliyatul Mu’allimin Ibnu Abbas, SMPIT Ibnu Abbas, SMAIT Ibnu Abbas, dan MA`had `Aly Ibnu Abbas. PPTQ dipimpin oleh Ustadz Dr. Hakimuddin Salim, Lc., MA. Info lengkap di https://ibnuabbasklaten.com/.
Keenam: Keponakanku, Nisa yang sedang internship di Kedokteran Gigi Universitas Airlangga adalah alumni SMP Al Izzah IBS berada di Kabupaten Batu, Jawa Timur, Pada awali tahun 2006 Al Izzah menyelenggarakan pendidikan SMP dan di tahun 2011 memulai program pendidikan SMA. Lembaga Pendidikan Muslimah Indonesia (LPMI) progam SMP-SMA Al-Izzah menawarkan cara-cara baru dan inovatif dengan mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terintegrasi dengan nilai-nilai islami. Dalam sistem ini, diharapkan santri mengenal secara mantap tentang jati dirinya sebagai generasi Islam, sekaligus mampu manampilkan bakat dan potensinya serta memandang secara optimis setiap fenomena mutakhir yang kelak dihadapinya. Artinya, mereka harus dididik dalam sebuah lembaga yang mengintegrasikan nilai-nilai fundamental Islam dengan pemberian wawasan yang komperehensif mengenai tantangan di zamannya. Info lengkap di http://alizzah-batu.sch.id/.
Ketujuh: Fira, keponakanku baru saja tahun ini masuk ke MTs Husnul Khatimah. Pondok Pesantren Husnul Khotimah (PPHK) berdiri pada tanggal 2 Mei 1994, berlokasi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat identik dengan tokoh pendirinya yaitu KH Sahal Suhana SH. YPAYDK merupakan lembaga sosial, selain peduli terhadap kaum dhuafa, juga fokus membina dan mengarahkan anak-anak yatim agar menjadi pemimpin umat, penghafal Alquran, politikus, ekonom, dan bidang lain yang dibutuhkan oleh masyarakat. Anak-anak yatim yang memiliki potensi diberikan beasiswa pendidikan dari SMA hingga perguruan tinggi. Kini Pondok Pesantren Husnul Khotimah telah berkembang pesat menjadi pesantren bertaraf nasional yang alumninya tersebar di berbagai perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri, dan telah memiliki cabang di desa Pancalang untuk HK-2. Info lengkap di https://husnulkhotimah.sch.id/.
Kedelapan: Nabila, anak sahabatku sekarang sekolah di SMA Negeri Unggulan M.H Thamrin berasrama. SMANU MTH yang berada di Jakarta Timur adalah sekolah sains yang berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi peserta didik yang memiliki potensi dan kecerdasan istimewa, terutama di bidang sains. Kami membekali peserta didik dengan berbagai bentuk kecakapan sains, membentuk mereka menjadi pembelajar yang tekun serta berkepribadian dan berkarakter kebangsaan yang membanggakan. Peserta didik adalah pribadi-pribadi yang unggul dan unik yang sangat berpotensi untuk dikembangkan agar mampu berkompetisi baik secara nasional maupun internasional. Kurikulum SMANU MHT adalah kurikulum yang dirancang secara khusus untuk memfasilitasi kebutuhan peserta didik kami, yakni : Standar Isi (Kurikulum Nasional), Cambridge, dan Olimpiade sains. Info lengkap http://www.smanu-mht.sch.id/.
Kesembilan: Sahabat Teteh, Nasywa memilih sekolah di MTs Darunnajah setelah lulus SD. Pesantren Modern ini telah berkembang di 17 lokasi di seluruh Indonesia, dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Banten, Bengkulu, Riau, Lampung, sampai Kalimantan. Ada 57 satuan Pendidikan dengan 10 ribu santri dan Insya Allah terus bertambah. Pondok Pesantren Darunnajah menyelenggarakan pengelolaan pendidikan dan pengajaran serta kegiatan santri sehari-hari yang dilaksanakan oleh para guru/ustadz dengan latar belakang pendidikan dari berbagai perguruan tinggi dan pesantren modern. Sebagian besar mereka tinggal di asrama dan secara penuh mengawasi serta membimbing santri dalam proses kegiatan belajar mengajar dan kepengasuhan santri. Info lengkap di https://darunnajah.com/.
Kesepuluh: Anak sahabatku, Salma yang sedang kuliah semester akhir Tourism Planning and Hospitality Management di International Islamic University Malaysia (IIUM) adalah alumni MAN Insan Cendikia yang berada di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Sekolah berasrama ini dibina oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dan menerapkan prinsip pencapaian tertinggi dan mendalam, serta keseimbangan antara penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan iman dan taqwa. MAN Insan Cendekia menyeleksi secara ketat calon siswanya dengan mengadakan tes seleksi yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2010 semua siswanya mendapatkan beasiswa penuh dan parsial di setiap kampus yang ada. Beasiswa penuh ini berlaku hingga tahun 2016, kemudian setelah itu beasiswanya tidak lagi penuh semenjak menjamurnya MAN Insan Cendekia di seluruh Indonesia. Info lengkap di https://icg.sch.id/.
Kesebelas: Tifa, sahabat Teteh di SD saat ini bersekolah di SMP Nurul Fikri. Boarding School yang berada di Kabupaten Serang, Banten ini mengintegrasikan program pendidikan ilmu agama Islam dan ilmu umum. Berdiri pada 19 Juli 1999, Nurul Fikri memiliki luas 30 Ha, terletak 8,5 Km dari Pantai Anyer. Keunggulan lokal yang sedang dan akan dikembangkan di lingkungan kampus Nurul Fikri adalah agrowisata. Hal ini diambil karena lingkungan sekolah sangat mendukung dan diharapkan akan menjadi daerah wisata bagi siapapun yang berkunjung dan khususnya bagi santri dan orang tua santri yang berkunjung untuk menengok anaknya. Info lengkap di https://nfbs.or.id/.
Inti dari Pendidikan
Aku berharap anak-anak senantiasa bersemangat mengejar ilmu dan belajar untuk mengembangkannya, serta berprestasi sesuai kemampuan dan bakat yang dimilikinya. Penting bagi aku sebagai orangtua, juga bagi Kaka, Mas, dan Teteh, bahwa belajar adalah suatu kebutuhan dan harus dijalankan dengan rasa bahagia. Belajar sesungguhnya harus dilakukan di mana pun, kapan pun, serta dalam kondisi apa pun. Jadi, sekiranya orangtua belum mampu memberi sekolah terbaik untuk anak-anaknya, bukan berarti tak bisa belajar menjadi yang terbaik bukan?
Menurutku pendidikan juga bukan sekedar proses transformasi ilmu dan teknologi saja. Pendidikan adalah sebuah proses pengembangan dan pembinaan manusia agar memiliki integritas iman, ilmu, dan amal. Aku berharap anak-anak kelak memiliki aqidah yang benar dan berakhlakul karimah. Mereka memiliki semangat keilmuan dan keislaman yang tinggi, ikhlas, qona’ah (sederhana / bersahaja) dan berkreatifitas tinggi. Tak ketinggalan mereka memiliki jiwa kepemimpinan juga kemandirian dalam menghadapi dan menjawab tantangan di masa depan.
terimakasih dah berbagi Teteh. Seru ya sekolah boarding, dulu aku baca Enid Blyton juga, seru ngebayangin hidup di asrama, pesta tengah malam, trus kunjungan mid term hehe.
Pastinya perlu orang tua bermental baja yang ngelepas anak untuk tinggal di asrama sejak SMP, salut untuk Teh Dewi dan suami
Sama nih akupun baca enid blyton. Kalau suasana asrama disiplin dan sebaik itu, bagus banget untuk anak ya.
Makasih teh, siapa tahu sekolah2 ini bisa jadi referensiku nanti untuk sekolah anak
[…] https://dewilailypurnamasari.wordpress.com/2020/10/20/bersepeda-di-kota-tua-jakarta-jalan-jalan-bareng-hijaber-cilik/ Informasi Seputar Boarding School […]
[…] dan hasil belajar Mas selama menempuh pendidikan Al Binaa Islamic Boarding School dan Kaka di SMA Insan Cendikia SK IBS. Lebih membanggakan lagi karena nilai tersebut diperoleh dengan menjunjung tinggi […]