Tips Berpuasa Sambil Menyusui

Marhaban ya Ramadan..

Bulan Ramadan menjadi bulan paling spesial bagi seluruh umat muslim di dunia. Alasannya tentu saja karena di bulan ini Allah SWT menjanjikan pahala yang berlipat ganda untuk setiap amal baik yang dilakukan. Juga adanya ibadah yang sangat spesial, yaitu puasa Ramadan.

Seluruh umat muslim yang sudah akil balig diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh. Tidak terkecuali ibu menyusui. Meski puasanya pasti lebih berat karena ibu menyusui kan bawaannya lapar dan haus terus karena “disedot” oleh bayi, tapi ibu menyusui tetap wajib berpuasa. Memang ada keringanan bagi ibu menyusui untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan, tapi tetap ada kewajiban untuk menggantinya di bulan lain dan dengan membayar fidyah.

Supaya tetap bisa berpuasa meski masih menyusui, ada beberapa tips yang bisa mamah-mamah busui lakukan nih…

Menjaga Asupan Cairan

Kebanyakan busui yang berpuasa biasanya lebih sulit menahan haus daripada lapar. Sedang tidak puasa saja setiap habis menyusui rasanya ingin langsung minum, kan? Apalagi kalau bayi sedang rakus-rakusnya, tumbler harus selalu ada di dekat kita deh pokoknya. Nah lalu bagaimana kalau berpuasa?

Meski harus menahan makan dan minum selama hampir 14 jam (di Indonesia), busui sebaiknya tetap minum minimal 10 gelas atau sekitar 2-3 liter sehari. Tentu agak berat ya kalau sekali minum langsung 4 gelas, jadi  perlu diatur waktu minumnya supaya kebutuhan cairan tetap terpenuhi.

Ketika bangun untuk menyiapkan sahur, sebaiknya busui minum dulu 1-2 gelas. Setelah selesai masak minum lagi segelas, lalu setelah makan sahur minum lagi 1-2 gelas. Ketika berbuka, awali dengan kurma dan minum segelas air. Setelah makan berat minum 1-2 gelas, setelah tarawih minum segelas, dan sebelum tidur minum lagi 2 gelas. Jika bayi masih bangun menyusu di tengah malam, ada baiknya busui juga minum setelah selesai menyusui. Dengan mengatur jadwal minum seperti ini, kebutuhan cairan busui bisa tetap terpenuhi tanpa harus eneg karena merasa digelonggong air.

Wajib Makan Sahur

Makan sahur memang secara syariat tidak wajib bagi orang yang berpuasa, dalam artian tanpa sahur pun puasanya tetap sah asal memang niat berpuasa. Namun untuk busui sepertinya makan sahur jadi wajib deh. Karena busui tidak hanya harus memenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya, tapi juga untuk bayinya. 

Orang yang tidak menyusui saja kalau tidak sahur kadang bisa lemas seharian, apalagi busui, kan? Kalau tidak sahur, nutrisi busui akan habis untuk bayinya saja, sementara ibunya tidak kebagian sisa. Bukannya jadi sehat, bisa-bisa busui yang memaksa puasa tanpa sahur malah bisa sakit.

Pilih Makanan Bergizi

Ketika mendekati waktunya berbuka, saking laparnya kadang kita merasa seperti bisa makan segala jenis makanan. Namun kenyataannya ketika tiba waktunya berbuka, baru makan kurma dan minum air saja seringnya perut sudah terasa kenyang. Karena itulah, busui harus pintar memilih menu makanan yang akan dimakannya ketika berbuka puasa.

Jangan sampai busui memilih cemal cemil takjil sampai kenyang dan akhirnya malah perutnya tidak cukup untuk diisi makanan lengkap yang bergizi. Masih mending kalau takjilnya yang lumayan sehat. Lah kalau takjilnya hanya 4 potong cireng lalu sudah kekenyangan, mana ada gizinya untuk ibu dan juga bayinya?

Bukannya tidak boleh makan takjil atau camilan ya, tapi sebaiknya utamakan dulu makanan lengkap bergizinya. Kalau sudah makan menu lengkap dengan karbo, protein, lemak sehat, dan serat yang cukup, lalu setelahnya masih ada ruang di perut untuk camilan, baru deh makan camilan. Yang penting kebutuhan gizi utamanya sudah terpenuhi dulu.

Jenis camilannya juga sebaiknya dipilih yang bergizi ya, jangan asal enak di lidah saja. Bisa pilih buah-buahan yang kaya serat dan air untuk membantu memenuhi kebutuhan cairan. Atau bisa juga kacang-kacangan yang memang bisa meningkatkan produksi ASI seperti almond, kedelai, atau kenari. 

Kurangi Aktivitas Berat

Karena busui harus memenuhi kebutuhan untuk 2 badan (yaitu badannya sendiri dan badan bayinya), jadi sebaiknya aktivitas yang dilakukan busui juga jangan sampai terlalu berat. Usahakan aktivitas yang dilakukan tidak terlalu menghabiskan kalori dan energi. Kalau mau olahraga di siang hari juga cukup olahraga ringan saja.

Hindari juga aktivitas outdoor terlalu lama, khususnya yang harus terpapar sinar matahari yang panas. Karena biasanya aktivitas outdoor seperti itu lebih mudah berkeringat dan busui pun jadi lebih rentan dehidrasi atau kekurangan cairan. 

Minum Suplemen Jika Perlu

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, boleh juga minum vitamin atau suplemen ASI booster yang sudah jelas aman dan terpercaya. Terutama jika dirasa mulai ada perubahan kuantitas atau kualitas ASI akibat berpuasa. Barangkali suplemen atau ASI booster itu bisa membantu menjaga agar ASI yang dihasilkan tetap berkualitas dan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Oh iya, hati-hati dalam memilih ASI booster ya, karena belum lama ini ada temuan BPOM terhadap produk ASI booster, yang ternyata di dalamnya malah mengandung pemanis buatan yang justru tidak baik dikonsumsi oleh ibu menyusui. Jangan sampai termakan iklan dan klaim sepihak dari produsen yang belum tentu benar.

Jangan Memaksakan Diri

Yang paling penting harus dilakukan ibu menyusui yang ingin berpuasa adalah bisa membaca kondisi badan sendiri dan juga kondisi bayi. Jangan sampai terlalu memaksakan diri untuk berpuasa. Jika badan terasa terlalu lemas, muncul rasa haus yang sangat, atau bahkan sakit kepala hingga demam, sebaiknya tidak perlu berpuasa. Karena itu artinya ada yang tidak beres dengan tubuh, dan tubuh membutuhkan nutrisi lebih untuk recovery.

Selain membaca kondisi tubuh sendiri, busui juga harus bisa membaca kondisi bayi. Jika bayi terlihat lemas atau lebih rewel, ada kemungkinan bayi tidak tercukupi kebutuhannya. Atau jika popok bayi lebih kering daripada biasanya, bisa jadi produksi ASI menurun dan bayi tidak mendapat cukup cairan juga. Jika bayi sakit atau sedang di fase growth spurt juga ada baiknya busui menunda berpuasa, karena biasanya bayi akan menyusu jauh lebih sering daripada biasanya karena memang sedang butuh kalori lebih.

Busui juga harus mempertimbangkan matang-matang untuk berpuasa jika bayinya masih berusia di bawah 6 bulan. Karena artinya nutrisi bayi 100% berasal dari ASI saja, jadi ibu memang harus memberikan ASI yang cukup secara kualitas dan kuantitas. Lain halnya jika bayi sudah mulai MPASI, karena kebutuhan kalorinya bisa dibantu dicukupi dari makanan, tidak hanya dari ASI.

Intinya, busui tidak perlu memaksakan diri untuk berpuasa. Toh Islam sendiri memang sudah memberi keringanan bagi ibu menyusui untuk tidak berpuasa kok. Kalau memang kondisi kurang memungkinkan baik untuk ibu ataupun bayinya, tunda saja berpuasanya dan ganti di lain waktu saat kondisi ibu dan bayi baik. 

Saya sendiri pernah nyaris sebulan penuh tidak berpuasa karena saat dicoba berpuasa terasa ada perubahan pada kualitas dan kuantitas ASI sementara bayi masih sangat kecil. Pernah juga saya mencoba puasa berselang-seling, yaitu hari ini puasa, besoknya tidak puasa, dan besoknya lagi puasa. Di bulan Ramadan yang lain pernah juga hampir bisa puasa sebulan penuh karena tidak ada masalah dengan bayi meski saya coba berpuasa. Jadi puasa atau tidak ya kondisional saja, tidak saya paksakan untuk berpuasa jika masih menyusui.

Kalau mamah-mamah apa pernah ada yang memaksakan puasa saat masih menyusui? Atau malah memilih untuk tidak berpuasa sama sekali? Boleh ceritakan di kolom komentar ya mah…

Nessia Adista
Nessia Adista
Articles: 1

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *