Ilustrasi Interview Kerja

Tips Menghadapi Interview Kerja

Menghadapi interview kerja akan lebih mudah jika kita bisa merepresentasikan diri dengan sebuah struktur. Tulisan ini akan memperkenalkan metode S/T-A-R yang lazim dipakai oleh para rekruter sejak dua dekade lalu.

Halo, Mamah, apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat dan bahagia, ya. Yang sakit semoga cepat dipulihkan dan yang kekurangan semoga diberi kecukupan. Jangan putus harapan karena hari esok dan masa depan itu ada.

Pada tulisan kali ini saya ingin memberi beberapa tips untuk menghadapi interview kerja. Mungkin informasi ini bermanfaat bagi Mamah, anak Mamah yang baru menyelesaikan pendidikannya, atau kenalan Mamah yang sedang mencari pekerjaan.

Kata orang, mencari pekerjaan itu seperti mencari jodoh. Gampang-gampang susah. Terlepas dari pendapat itu, menurut saya seorang pencari kerja perlu mempersiapkan dirinya untuk menghadapi berbagai tahap rekrutmen yang dijalankan oleh sebuah perusahaan.

Persiapan yang dimaksud bukan hanya dari segi catatan akademis kita, tapi juga dari sisi kemampuan kita membawa diri dan merepresentasikan diri secara terstruktur ke hadapan orang-orang yang akan mempekerjakan kita.

Sebenarnya tips yang saya akan bagikan kali ini tidak hanya berlaku untuk interview saat melamar kerja di perusahaan swasta atau melamar kerja sebagai pegawai negeri. Tips ini juga bisa digunakan saat interview untuk seleksi penerima beasiswa dan digunakan oleh para pekerja lepas saat pitching ke calon klien.

Apakah itu? Metode interview dengan menggunakan S/T-A-R.

Interview dengan metode S/T-A-R menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik untuk menggali perilaku (behavior) dan keputusan (decision) yang diambil oleh kandidat di masa lalu. Kandidat diminta untuk menyebutkan situasi yang dihadapi (Situation) atau tugas yang diemban (Task) yang membuatnya mengambil aksi tertentu (Action) demi mencapai suatu hasil (Result).

Metode S/T-A-R adalah metode yang berpijak pada prediksi. Dengan menggali S/T-A-R dari masa lalu, rekruter berharap dapat memprediksi sikap dan tindakan si kandidat di masa depan jika menghadapi situasi/tugas yang kurang lebih sama.

Cukup mudah diingat, bukan?

Metode S/T-A-R = Situation/Task – Action – Result

Sebelum menghadapi interview kerja, seorang kandidat perlu mengetahui metode S/T-A-R sebagai kerangka untuk menampilkan diri dan segala potensi yang ia miliki. Jadi, bukan hanya rekruternya yang mempelajari teknik interview, tapi kandidatnya juga.

Dari pengalaman saya bekerja di Human Resources Department di beberapa perusahaan multinasional selama bertahun-tahun, saya mendapati dua tipe daftar pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara berlangsung:

  1. Apa saja yang kandidat sudah lakukan di masa lalu?
  2. Apa yang kandidat mungkin lakukan di masa depan jika menghadapi situasi/tugas A, B, C, dan seterusnya.

Daftar pertanyaan tipe yang pertama akan membuat kandidat memberikan jawaban-jawaban yang lebih logis. Seorang rekruter bisa belajar banyak dari cerita kandidat akan apa saja yang dia sudah kerjakan sebelum dia datang ke sesi interview itu, entah itu di sekolah, di organisasi yang diikuti, atau di pekerjaan sebelumnya.

Daftar pertanyaan tipe yang kedua akan membuat kandidat memberikan jawaban-jawaban yang banyak berandai-andai. Pertama, si kandidat belum menjadi bagian dari perusahaan sehingga ia tidak tahu pasti bagaimana organisasinya bekerja. Kedua, ada begitu banyak variabel di masa depan yang pasti mempengaruhi Action dan Result dari si kandidat itu.

Selama menjadi rekruter saya selalu menggunakan metode S/T-A-R. Metode ini terbukti efektif dalam menangkap past behavior dari seorang kandidat. Cukup dengan meminta kandidat menceritakan sebuah situasi atau sebuah tugas yang dia telah kerjakan, rekruter akan mudah mengisi kolom-kolom S/T-A-R yang tersedia. Ketiadaan salah satu komponen (biasanya berupa action atau result) akan berujung pada keputusan untuk tidak meloloskan kandidat.

Pengalaman pertama saya mewawancarai kandidat dengan menggunakan metode S/T-A-R adalah waktu roadshow di Semarang untuk mewawancarai para fresh graduate, untuk mengisi posisi teknisi pabrik di kantor lama. Oleh karena mereka adalah fresh graduate tanpa pengalaman kerja, saya menanyakan pengalaman mereka di organisasi kampus.

Jadi, mahasiswa sangat perlu belajar berorganisasi, Mah, supaya memiliki bekal saat diwawancarai kerja ketika mereka baru saja lulus kuliah.

Salah satu soft skill yang harus dimiliki oleh seorang teknisi di pabrik adalah inisiatif untuk mencari solusi jika mesin mengalami break down. Contoh pertanyaan yang saya ajukan pada salah satu sesi interview yang sangat berkesan itu adalah sebagai berikut.

P (Pewawancara, yaitu saya): Coba kasih contoh saat kamu menghadapi suatu kerusakan dan kamu sendirian saat itu.

W (Yang diwawancarai, mahasiswa D-3 Jurusan Teknik Mesin): Waktu itu saya terkunci di dalam ruang himpunan. Saya ga tahu yang rusak handle atau lubang kuncinya, dan saya sendirian dan tidak bawa HP. Ya sudah saya tunggu saja sampai ada yang datang.

P: Apa yang kamu lakukan sambil menunggu?

W: Saya tidur.

P: Apa kamu tidak menggedor pintu dan berteriak minta bantuan?

W: Buat apa? Ruang himpunan letaknya terpencil, suara saya ga mungkin kedengeran. Jadi saya tunggu saja sampai ada orang datang.

P: Akhirnya bagaimana? Berapa lama sampai akhirnya kamu keluar dari ruangan itu?

W: Saya ga ingat berapa lama. Akhirnya pintu didobrak dari luar.

P: Mungkin tidak pintu kamu dobrak dari dalam?

W: Mungkin saja, tapi saya ga kepikiran.

Penggalan interview di atas sepertinya sederhana, tapi ada banyak sekali informasi berharga yang terkandung di dalamnya. Saat mengisi aspek S/T-A-R dari pertanyaan yang saya ajukan, saya mendapati hal-hal ini:

S (Situation): Terkunci di ruang himpunan.

T (Task): Mengeluarkan diri dari sana.

A (Action): Tidur (tidak menghasilkan apa-apa, apalagi sebuah Result).

R (Result): Tidak ada hasil yang dicapai dengan hasil usahanya sendiri karena dia hanya menunggu bantuan datang.

Dari mengumpulkan S/T-A-R tersebut bisa terlihat bahwa kandidat yang diwawancarai tidak mempunyai soft skill yang diperlukan untuk pekerjaan teknisi mesin.

Itu adalah sharing pengalaman saya sebagai rekruter. Jika Mamah atau orang yang Mamah kenal menjadi kandidat untuk suatu pekerjaan, maka pakailah kerangka berpikir S/T-A-R setiap kali memberikan jawaban atas pertanyaan dari rekruter.

Misalnya Mamah ditanya apa keberhasilan yang paling diingat semasa kuliah. Itu ‘kan pertanyaan yang abstrak yang perlu diperjelas dengan jawaban kita. Mamah bisa menjawabnya dengan memberikan sebuah Situation/Task sebagai latar belakang.

Misalnya Mamah menjawab begini:

Waktu itu saya duduk di tingkat akhir ketika ayah saya harus pensiun dini akibat sakit. Ibu saya harus bekerja sendiri untuk menghidupi keluarga kami dengan kondisi suami yang sakit dan anak-anak yang masih kuliah. Ketika ekonomi semakin menghimpit, saya berinisiatif menawarkan jasa menerjemahkan jurnal ilmiah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia kepada dosen-dosen saya. Dengan pekerjaan sampingan itu saya bisa membiayai kuliah saya sampai lulus dan membantu biaya pengobatan ayah saya.

Dari paragraf di atas semua poin S/T-A-R dapat terpenuhi.

Situation: Ayah pensiun dini karena sakit dan pemasukan keluarga berkurang, sedangkan saya masih memerlukan biaya kuliah.

Task: Membantu ibu saya mendapatkan pemasukan tambahan.

Action: Menjadi penerjemah jurnal ilmiah untuk dosen-dosen saya.

Result: Saya mendapatkan uang untuk membiayai kuliah sampai lulus.

Mudah ‘kan, Mah? Di antara sekian banyak teknik interview, metode S/T-A-R ini yang paling logis dan paling mudah dikuasai, baik oleh si rekruter maupun oleh si kandidat yang diwawancarai.

Oleh karena itu penting bagi seorang kandidat untuk mempelajari metode S/T-A-R supaya dalam kondisi apa pun, diberikan daftar pertanyaan yang menggali masa lalu atau berandai-andai di masa depan sekali pun, seorang kandidat dapat selalu menjawab dalam kerangka ada Situation/Task yang membuatnya mengambil Action untuk mencapai Result.

Semoga tips kali ini bermanfaat ya, Mah, dan semoga Mamah atau orang-orang yang Mamah kenal dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai. Salam sehat selalu.

Rijo Tobing
Rijo Tobing

Penggemar filsafat, taekwondo, piano, dan bahasa Korea.

Dapat disapa di rijotobing.wordpress.com

Articles: 4

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *