“Merdeka Belajar”, Apakah Jawaban Atas Salah Kaprah Tentang Pendidikan?

Merdeka Belajar, sebuah inovasi program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Pak Nadiem Makarim dalam konteks “Pembelajar seumur hidup”. Apakah Merdeka Belajar ini adalah jawaban atas salah kaprah tentang pendidikan?

Ngobrolin salah kaprah tentang pendidikan, mungkin kita adalah salah satu yang pernah berfikir tentang hal-hal berikut ini. Apa saja sih salah kaprah yang beredar di masyarakat tentang pendidikan? Mari kita simak bersama.

Pendidikan Adalah Tanggung Jawab Sekolah

Banyak sekali yang masih salah kaprah perihal pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Banyak yang beranggapan bahwa pihak keluarga melepaskan tanggungjawab ke pihak sekolah atas perencanaan dan pelaksaan pendidikan untuk anak anak mereka. Padahal faktanya, kebanyakan pihak keluarga belum memahami bagaimana kurikulum dijalankan secara teknis. Hal ini adalah sesuatu yang wajar karena memang orang tua atau keluarga tidak dipersiapkan sebagai guru. Namun, keluarga terutama orang tua mengambil peran sangat besar karena mereka yang paling memahami tentang anak. Memahami sifat bawaan anak, memahami cara belajar yang paling tepat buat anak. Berkaitan dengan Merdeka Belajar, orang tua bisa menyiapkan diri dengan hal yang paling dasar, yakni mengenali anak sepenuhnya. Dengan kita mengenali sifat bawaan, minat dan bakat anak serta memahami cara belajar efektif untuk anak, bisa jadi Merdeka Belajar adalah inovasi yang sangat cocok untuk anak dalam menjalankan misinya sebagai pembelajar sepanjang masa.

Salah Kaprah Pertama, Pendidikan adalah Tanggung Jawab Sekolah
(Sumber: Canva)

Ada Kegiatan yang Ideal di Rumah maupun di Sekolah

Salah kaprah selanjutnya adalah tentang kegiatan ideal di rumah maupun di sekolah. Faktanya, kegiatan di rumah atau di sekolah dapat disesuaikan dengan kondisi siswa dan keluarga. Bentuk pelibatan keluarga bisa disesuaikan dengan latar belakang keluarga, domisili tempat tinggal, kondisi kedua orang tua dan anak. Penyeragaman bentuk kegiatan yang ideal untuk semua siswa di sekolah maupun di rumah terbukti tidak efektif. Maka dari itu, dengan Merdeka Belajar, orangtua dan guru bisa berkoordinasi untuk menciptakan suasana dan kegiatan belajar yang berpihak kepada anak.

Ilustrasi Belajar di Rumah
(Sumber: Canva)

Keterlibatan Keluarga Berarti Hanya Orang Tua yang Terlibat

Pendidikan dan pengasuhan adalah urusan bersama. Jadi, jika berbicara mengenai pelibatan keluarga, sebaiknya tidak hanya melibatkan orang tua saja karena kondisi setiap keluarga adalah berbeda. Ada keluarga yang melibatkan kakek dan nenek dalam proses belajar, ada pula yang melibatkan paman dan bibi dalam proses pengasuhan. Keterlibatan keluarga yang tidak hanya orang tua bisa memberikan dampak besar terhadap pencapaian proses pendidikan karena anak mendapatkan role model lain selain orangtua. Dalam konteks Merdeka Belajar, anak bisa menjadikan orang sekitar mereka sebagai sumber belajar.

Jadi, jika selama ini Mamah merasa bahwa mendampingi anak belajar adalah sebuah tantangan pengasuhan yang cukup berat, mungkin sekarang saatnya Mamah mencari cara untuk menghadapi tantangan ini. Berikut beberapa tips untuk Mamah:

Mengenali Anak dengan Utuh

Mengenali anak dalam hal ini artinya memahami sifat bawaan anak. Bahwa setiap anak adalah unik, maka sifat bawaan ini bisa menjadi acuan dalam mempersiapkan proses belajar dan menentukan cara belajar yang efektif.

Menjalin Komunikasi yang Baik dengan Pihak Sekolah

Senantiasa jujur atas kondisi pencapaian proses belajar anak adalah dasar dari komunikasi baik dengan pihak sekolah.

Memberi Apresiasi

Seringkali sebagai orang tua kita hanya melihat tantangan dari sisi orang tua, padahal di balik proses belajar yang bermakna bagi anak, ada usaha guru dan pihak sekolah yang tidak sedikit. Memberi apresiasi secara jujur dan bermakna bisa menjadi hal bagi kedua belah pihak.

Jika ada Mamah yang sedang galau tentang proses belajar anak, semoga pandangan dan tips di atas bisa membantu mengurangi kegalauan Mamah. Bagi Mamah, apa makna Merdeka Belajar? Tantangan untuk mencapainya seperti apa? Bagi cerita di kolom komentar, Yuk!

Rahma Maryama
Rahma Maryama
Articles: 5

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *