Vacuum Cleaner, Perlukah?

Vacuum cleaner – iya Penghisap debu!
Akhir-akhir ini nampaknya sedang naik daun, berbagai merek, spesifikasi dan fitur tambahan ditawarkan di berbagai lokapasar (marketplace). Iklannya dimana-mana, bahkan ada yang pakai ambassador mas-mas Korea yang sedang digandrungi para mamah muda, hihi. Pada kesempatan kali ini, saya mencoba untuk membagikan pengalaman saya terhadap benda tersebut.

Perlu atau Tidak? 

Saya sendiri mengenal makhluk yang namanya vacuum cleaner ini waktu kecil, karena dulu rumah orang tua saya semua lantainya dilapisi oleh karpet. Karpet permanen yang tidak bisa diangkat-angkat (zaman dulu, saat masih di Sumatera, sepertinya model rumahnya begitu semua) jadi ya ndak mungkin nyapu ngepel toh? 

Nah, karena mindset tersebut, saat vacuum cleaner mulai naik daun lagi, muncul pertanyaan saya, kalau rumah-rumah modern yang lantainya keramik/parkit/granit dan sebagainya, apakah masih memerlukan vacuum cleaner? Kemudian saya berpikir, ohh mungkin untuk karpet-karpet, sofa, tempat tidur, sudut-sudut rumah dan lain sebagainya.

Tapi lalu, iklan-iklan mulai menggadang-gadangkan bahwa si vacuum cleaner bisa digunakan di lantai juga. Setelah diperhatikan, memang kepala vacuum cleaner-nya berbeda dengan jenis kepala vacuum cleaner yang digunakan zaman saya kecil dulu. Maka dari itu saya mulai tertarik (lagi).

Sebagai keluarga yang bersahabat erat dengan alergi, debu itu musuh, berbagai macam dampak kesehatan muncul pada anggota keluarga saya. Yang satu kalau terkena debu maka akan bersin-bersin dan dapat berlanjut hingga asma kambuh. Ada juga yang bisa gatal-gatal dan berlanjut menjadi kaligata yang bertahan sampai beberapa minggu. Intinya sih bermusuhan sama debu! Oleh karena itu, saya memutuskan bahwa kami membutuhkan alat penghisap debu. 

Sekilas Tentang Debu!

Memangnya debu itu darimana? Wah, panjang lagi nanti ceritanya (mungkin kapan-kapan kalau ada kesempatan saya cerita tentang particulate matter di udara ya), tapi intinya sih perkotaan Indonesia memang kandungan debu di udaranya cukup banyak. 

Debu-debu tersebut masuk ke rumah melalui ventilasi. Harap maklum, yang namanya di negara tropis, ventilasi umumnya terbuka 24 jam, kecuali rumahnya full AC. Belum lagi kebiasaan kami untuk membuka semua jendela rumah dari pagi sampai sore agar ada pertukaran udara, yang sebenarnya membuat debu halus semakin banyak masuk ke dalam rumah. Untuk yang tidak sensitif mungkin tidak akan terlalu terganggu, namun untuk yang memiliki alergi debu, hal tersebut bisa jadi cukup mengganggu. Hal tersebutlah pula yang membuat saya semakin yakin memutuskan untuk memiliki vacuum cleaner.

Akhirnya saya pun memiliki 2 jenis vacuum cleaner, yang pertama adalah robot vacuum dan yang kedua adalah cordless vacuum stick yang memiliki beberapa jenis kepala vacuum sehingga dapat digunakan di berbagai permukaan.

Robot Vacuum

Robot vacuum biasanya saya gunakan untuk lantai atas, karena ruangan di lantai atas tidak terlalu banyak liku-likunya. Robot vacuum yang saya miliki tidak memiliki fitur mapping, sehingga ketika terlalu banyak barang atau ruangan terlalu kompleks bentuknya, terkadang si robot akan bingung dan akan ada bagian yang terlewat. 

Bersih kah hasilnya? Menurut saya bersih, lantai menjadi kesat walaupun belum dipel. Karena bentuknya yang tipis, dia juga bisa membersihkan debu di bawah tempat tidur, meja, sofa, dan sebagainya, jadi benar-benar berasa kalau debunya sangat berkurang (kalau orang bengek sensornya memang lebih sensitif ya Mamah-mamah, harap maklum).

Worth to buy? Tergantung bagaimana kita memberi ‘harga’ terhadap waktu dan tenaga kita sebanyak yang dihabiskan untuk membersihkan ruangan secara manual. Beberapa orang katanya gemas melihatnya karena terlalu lama, lebih baik dikerjakan sendiri. Tapi kalau saya, waktu untuk sapu atau vacuum lantai atas lebih baik digunakan untuk membuat sarapan anak, mengajari anak untuk ulangan, ngerjain kerjaan kantor, atau hal lainnya, karena kebetulan juga tidak memiliki asisten.

Biasanya saya mulai  menghidupkan si robot sesaat sebelum saya (dan keluarga) meninggalkan lantai atas untuk mulai beraktivitas di lantai bawah, jadi ya memang ditinggal begitu saja, biasanya ketika kami kembali ke atas, lantai sudah bersih dan robot sudah pulang ke rumahnya. Pengaturan kerja juga bisa dilakukan jarak jauh, menggunakan sambungan Wi-Fi.

Contoh robot vacuum dibuat oleh freepik – www.freepik.com

Untuk yang tertarik dengan robot vacuum, sesuaikan saja dengan budget. Harga biasanya akan bergantung pada fitur yang disediakan. Saya sendiri memilih berdasarkan kekuatan hisap, kemudahan mengosongkan, membersihkan dust bin dan sikat, serta kemudahan mencari suku cadang. Aspek aspek tersebut kemudian saya sesuaikan dengan budget yang ada. 

Terkadang saya berpikir ingin juga memiliki robot vacuum yang lebih canggih untuk lebih memudahkan hidup. Apabila ada keleluasaan untuk upgrade mungkin saya akan mencari robot vakum yang memiliki fitur mapping agar bisa membersihkan seluruh area tanpa terlewat. Selain itu, dengan adanya fitur tersebut kita dapat membatasi ruang gerak robot vakum seolah ada tembok virtual sehingga pembersihan lebih optimal di lokasi yang kita inginkan.

Fitur lain yang cukup menyita perhatian saya akhir-akhir ini yaitu fitur pengosongan dust bin otomatis, menurut saya juga sangat menggiurkan, percaya atau tidak, pada lantai yang terlihat kinclong baru di sapu dan pel pun ternyata debunya banyak sekali, sehingga 2- 3 kali putaran saja dust bin-nya sudah penuh. Dengan adanya fitur pembersihan dust bin otomatis tentunya frekuensi pengosongan debu akan lebih sedikit.

Cordless Stick Vacuum

Selain robot vacuum, saya juga membeli jenis cordless stick vacuum. Kenapa saya beli vacuum cleaner jenis ini? Alasan pertama adalah karena ringkas, kabel panjang yang biasanya ada di vacuum cleaner menurut saya cukup merepotkan. Selain itu vacuum cordless yang saya beli memiliki beberapa jenis kepala, sehingga selain bisa digunakan untuk lantai, dapat pula digunakan untuk karpet, sudut-sudut ruangan, sofa, dan kasur. 

Saya merasa cordless vacuum cukup untuk kebutuhan saya, hal ini dikarenakan rumah saya tidak terlalu besar sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan lantai sehari-hari. Memang salah satu kekurangan vacuum cordless terkadang membutuhkan waktu charging baterai yang lebih lama daripada waktu penggunaannya, apalagi bila digunakan pada kekuatan tertinggi. 

Sama seperti halnya robot vacuum, saya memilih merek dan jenis vacuum cleaner yang sesuai budget. Saya memilih vacuum tersebut berdasarkan kekuatan hisap, kapasitas baterai, kemudahan membersihkan dust bin, dan kemudahan mendapatkan suku cadang. Tentu cari yang paling optimal karena masih dibatasi oleh budget.

Kalau berandai-andai budget tidak terbatas, mungkin saya akan membeli vacuum yang dapat digunakan untuk mengangkat kotoran basah, dan memiliki fitur untuk mengepel lantai sekaligus. Fitur tambahan tersebut sudah tersedia pada berbagai merek vacuum cleaner di pasaran. Bahkan ada vacuum cleaner yang mampu memisahkan penampungan kotoran cair dan kotoran padat, luar biasa ya perkembangan teknologi.

Cordless vacuum cleaner dibuat oleh rawpixel.com – www.freepik.com

Sangat Membantu!

Vacuum cleaner yang saya beli ini memang tidak dapat digunakan untuk mengenyahkan sampah-sampah yang berukuran besar. Namun saya tetap merasa bahwa keluarga saya membutuhkannya karena kondisi kesehatan yang memang diharuskan menghindari debu. Debu-debu halus yang membuat kami alergi tidak dapat disingkirkan hanya dengan sapu dan pel. Alih-alih menjadi bersih, debu-debu halus malah akan beterbangan kemana-mana ketika disapu dan setelah selesai dipel, debu tersebut kembali mendarat di lantai, begitu terus setiap hari. Saya pernah membandingkan membersihkan rumah dengan sapu dan pel tanpa vacuum, dan menggunakan vacuum, hasilnya yang tidak dibersihkan menggunakan vacuum lebih cepat terasa berdebu. 

Penutup

Butuh atau tidaknya memiliki vacuum cleaner sangat tergantung pada masing-masing keluarga. Sebaiknya sebelum membeli gawai rumah tangga semacam vacuum cleaner ini, perlu ada alasan yang kuat terlebih dahulu, agar tidak menyesal. Karena menurut saya investasi ini cukup mengeruk kantung, hehe. Untuk yang merasa perlu, sesuaikan saja budget yang ada dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Karena tentu saja dengan budget terbatas mungkin kita tidak bisa mendapatkan yang serba sempurna, ada kelebihan dan ada kekurangan, itulah yang disesuaikan dengan kebutuhan. 

Bagaimana Mamah? Ada pengalaman lain tentang vacuum cleaner?

Dini Yudison
Dini Yudison
Articles: 4

6 Comments

  1. kenapa foto iklan vacuum yang ada oppa Korea nggak dimasukkan jadi ilustrasi? hehehe…

    btw, saya dulu juga fikir sapu dan pel lebih bersih daripada vacuum, tapi sejak jadi perantau di Chiang Mai lebih mengerti kenapa buruh vacuum, walaupun di rumah masih pake yg pake kabel dan bukan yg robot jalan sendiri.

  2. Aku punya vacuum yang harganya standard2 gitulah. Dan kalau ke rumah orang sering nyobain vacuum mereka hahaha dasar emak2. Tapi even yang merk dyson seharga 500 euro rasanya gak sekuat vacuum biasa aku yang cuma 80 euro.
    Kupingin cordless vacuum tapi ya setelah mengamati makanya cuma sejam misalnya tapi harus dicharge 4 jam. Dan tetap aja rasanya lebih kuat vacuum tua ku.
    Padahal nyoba vacuum orang karna lagi nyari alasan ganti vacuum, tapi malah menemukan kalau si vacuum standard ini malahan lebih berenergi😆

  3. huwaaaa… tim sapu hadirrr.. dan jadinya semakin ingin punya vacuum, hahaha.
    kunantikan review merknya din, karena sesungguhnya wishlist di marketplace sudah berjajar, tapi masih bingung mau check out yg mana, hihihi.

  4. Saya punya vacuum cleaner yang pake kabel, tapi jarang dipake soalnya agak ruwet dengan kabelnya dan berisik suaranya. Robot vacuum ini sedang ramai diperbincangkan. Untuk yang tidak ada asisten tapi butuh rumah yang bebas debu, sepertinya butuh nih robot vacuum ini.

  5. aku kembali ke tulisan ini karena akhirnya kami memutuskan membeli robot vacuum, bahagia kayak nemu mainan baru hahaha.. beli yang sedang dan bisa pel juga, tapi lebih suka buat vacuumnya. Salah satu hal yang perlu diperhatikan memakai robot vacuum adalah ruangannya jangan terlalu banyak barang di lantai dan gak boleh ada kabel atau tali, karena bisa-bisa kebelit tali!

    untuk vacuum cordless yang pakai tangan aku ganti dengan mini vacuum gitu, cukuplah buat menjangkau sudut2 yang tak terjangkau si robot vacuum.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *