Indonesia memiliki potensi wisata alam yang sangat mengagumkan. Bagi pencinta wisata air, selain pantai ada alternatif yang bisa dinikmati, yaitu air terjun. Selain sensasi percikan buliran air yang sejuk dan merdunya suara debur air yang jatuh dari ketinggian, suasana di sekeliling air terjun pastinya memliki panorama yang indah dan memanjakan mata.
“Pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk memulihkan pariwisata Indonesia. Di masa wabah pandemi Covid-19 ini, pemerintah ingin menjadikan wisatawan domestik sebagai tulang punggung pemulihan pariwisata”
Sandiaga Uno – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Begitulah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf) Sandiaga Uno menggaungkan kebangkitan pariwisata Indonesia di tengah pandemi yang telah melanda dunia hampir dua tahun. Pilihan wisata alam adalah salah satu yang menjadi fokus dari pemerintah Indonesia, baik tingkat pusat, provinsi, maupun kota/kabupaten.
Yuk! Ikuti petualanganku bersama Si Bungsu, Teteh, menjelajah 3 air terjun yang cantik dan menarik yang membuatku terpukau. Pertama adalah Air Terjun Jumog di kaki Gunung Lawu, kedua Air Terjun Bah Biak di Kebun Teh Bah Butong Sidamanik, dan ketiga di kaki Gunung Ciremai ada Curug Putri Palutungan.
Mengapa memilih 3 lokasi air terjun tersebut? Salah satu alasannya adalah karena mudah dijangkau oleh anak-anak bahkan balita sekalipun. Banyak juga air terjun keren di Indonesia, namun untuk menjangkaunya membutuhkan perjuangan, seperti berjalan kaki naik dan turun sejauh lebih dari 2 jam, atau jalan setapak yang masih licin dan terjal, sehingga kurang nyaman bila membawa anak yang masih kecil.
Air Terjun Jumog Pesonanya Hingga Mancanegara
Bila berwisata di Kota Solo, ada baiknya sempatkan diri untuk berkunjung ke kaki Gunung Lawu tepatnya daerah Tawangmangu. Tak lebih dari 2 jam berkendara dengan santai, kita akan disuguhi pemandangan khas alam pegunungan. Hijaunya pepohonan, udara dingin, kabut tipis di pagi hari, dan kelokan jalan yang menantang. Tapi seru loh!
Bila sudah memasuki gerbang kawasan wisata Tawangmangu, tak jauh dari sana akan ada papan petunjuk ke arah Air Terjun Jumog. Jalan setapaknya berupa tangga berjumlah 116 anak tangga yang sudah diberi pengaman di sisi kiri dan kanan menuju lokasi sehingga menurutku cukup aman. Tak akan terasa lelah karena harum dedaunan dan kicau burung serta hangatnya sinar mentari menemani perjalanan sekitar 10-15 menit saja.
Aku berpetualang di kawasan Tawangmangu dan air terjun Jumog pada tahun 2012. Teteh saat itu masih berumur 5 tahun. Alhamdulillah… Teteh kuat turun-naik tangga dan ketika capek bisa istirahat sejenak di bangku kayu yang disediakan pengelola.
Begitu sampai di bawah, tampaklah sungai kecil dengan air jernih dan bebatuan hitam yang eksotik. Setelah itu, berjalanlah sedikit lagi menyeberang jembatan kecil, maka sajian keindahan air terjun setinggi 30 meter terpampang jelas di hadapanku.
Ada julukan khas untuk Air Terjun Jumog yaitu The Lost Paradise in Central Java. Tak hanya air terjun, pengelola juga sudah melengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti gazebo, toilet, kolam renang, rest area, amphitheater, kids’ play ground, dan rumah makan. Bila perlu menginap sudah tersedia banyak homestay dan cottage dengan berbagai variasi harga di sekitar lokasi wisata ini.
Air Terjun Bah Biak di Balik Kebun Teh Terbaik Kedua di Indonesia
Saat aku dan Teteh berkesempatan menikmati Heritage of Toba di Kaldera Danau Toba pada tahun 2018, ada satu hari yang digunakan untuk berkunjung ke Pematang Siantar. Ternyata ada spot wisata alam yang menarik di kawasan Kebun Teh Bah Butong Sidamanik. Hamparan tanaman teh bagai permadani hijau menyambutku di gerbang masuk kawasan. Tampak di kejauhan pegunungan Bukit Barisan menjadi latar indah.
Siang itu suasana cerah dengan langit cantik berwarna biru terang dan berhias awan putih . Tak terasa terik karena angin semilir membelai wajah dan menerpa jilbab kami. Sungguh sajian alam yang memesona dan membuat hati ini tertawan. Kebun teh Sidamanik memiliki luas mencapai 8.373 hektar dan menjadi bagian dari PTPN IV yang sudah ada sejak tahun 1926.
Kebun teh ini terkenal sebagai perkebunan terbaik kedua di Indonesia. Bahkan, hasil panennya diekspor hingga ke wilayah Eropa Timur, Eropa Tengah, Singapura, dan Malaysia. Juga diminati oleh negara Timur Tengah seperti Syiria, Mesir, Iran, dan Irak.
Nah, selain keindahan kebun teh, di lokasi ini ada air terjun cantik yang mudah dijangkau. Dekat sekali dari lokasi parkir kendaraan. Jalurnya tak terlalu curam dan jalan setapaknya rimbun dengan pepohonan besar di kiri-kanannya. Gemercik air dari sungai kecil di sisi jalan terus menemani langkah kaki hingga sampai di hadapan air terjun. Oya, tetap berhati-hati ya karena jalannya masih terbuat dari tanah dan biasanya licin jika di musim hujan.
Bentuknya sangat unik. Air terjun setinggi 20 meter ini terdiri dari 4 aliran air yang turun dari celah batu di atasnya. Keindahan yang berbeda juga karena tanaman di sekitar air terjun adalah kopi dan teh. Selain air terjun ada juga kolam renang kecil dan arena bermain anak yang membuat Teteh betah menikmati lokasi wisata ini.
Bila lapar jangan khawatir, ada banyak warung yang menawarkan jajanan ringan dan minuman hangat dengan harga terjangkau. Bila selesai menikmati keindahan air terjun jangan lupa membeli teh asli Sidamanik yang ditawarkan oleh pedagang di sekitar lokasi. Aku membeli teh hijau yang ternyata rasanya segar dan harum.
Curug Putri Palutungan Di Tengah Kawasan Hutan Lindung
Ikhtiar menjemput sehat senantiasa aku lakukan pada masa pandemi ini. Pilihan untuk tafakur alam diutamakan karena sekaligus memperdalam syukur atas segala nikmat yang telah Allah Yang Mahakuasa lagi Maha Pemurah limpahkan kepadaku.
Pada bulan Agustus tahun 2021, aku ada tugas untuk mengawasi pembangunan masjid karya desainku di Ciawi Kabupaten Kuningan. Nah… Kesempatan di sela tugas adalah mengajak Teteh berkunjung ke lokasi wisata alam di kaki Gunung Ciremai. Kebetulan Teteh masih belajar daring dan belum kembali masuk asrama di Pesantrennya. Jalan-jalan tanpa meninggalkan kegiatan belajar itu seru banget loh!
Oya… Kawasan Hutan Lindung di kaki Gunung Ciremai ini terletak di Desa Cisantana Cigugur, Kabupaten Kuningan. Bila menggunakan kendaraan dari arah Kota Cirebon membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam. Sedangkan dari pusat kota Kabupaten Kuningan hanya 30 menit. Jalan utama menuju lokasi sudah mulus dan tidak terlalu menanjak.
Terdapat Bumi Perkemahan Palutungan yang juga difungsikan sebagai hutan lindung, serupa dengan misinya sejak awal. Di kawasan ini terdapat 2 curug yaitu Curug Putri dengan ketinggian 20 meter dan Curug Landung yang memiliki tinggi 30 meter. Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) sejak tahun 2004 ditunjuk sebagai pengelola kawasan Palutungan.
Selain vegetasi pinus dan tetumbuhan lain, hutan lindung ini juga berfungsi sebagai rumah bagi tetumbuhan yang ada di sana, termasuk pula sejumlah hewan endemik, di antaranya Elang Jawa, Gagak Hitam, Ayam Hutan, Burung Tekukur, serta Babi. Aku melihat ada fasilitas outbond di antara pohon pinus, sayang pada masa pandemi fasilitas tersebut sementara tidak difungsikan.
Cukup berjalan 200 meter saja dari tempat pembayaran tiket, aku sudah sampai di Curug Putri. Tangga beton yang lebar dan nyaman memudahkan para wisatawan menuju sebuah jembatan kecil dan jalan setapak sekitar 50 meter yang diakhiri dengan hamparan air dangkal semata kaki hingga betis yang terletak tepat di hadapan air terjun.
Waaahhhh… Asyik sekali bisa melepas sepatu dan merendam kaki di air dingin dengan bebatuan kecil yang terasa memijat lembut telapak kaki. Suasana asri dan bersih membuat Teteh juga betah berlama-lama di sini.
Oya… Ada yang unik di sisi kiri air terjun, yaitu tumbuh pohon beringin yang tinggi sekali dan memiliki batang kembar. Akarnya menjalar hingga ke area air yang membuatnya tampak makin menarik. Di sisi depan ada air terjun kecil setinggi 2-3 meter saja yang aman untuk anak-anak bermain air. Batunya berwarna kecoklatan, berbeda dengan batu lainnya yang lebih hitam.
Bila lapar mendera, tenang saja ada warung-warung di sekitar lokasi, juga restoran di sepanjang jalan ke arah Cigugur yang menawarkan menu khas Sunda. Bila ingin menginap bisa memilih penginapan di dekat lokasi atau kawasan wisata lain yaitu Sangkanurip Kuningan.
Tips Saat Bermain di Wisata Alam Air Terjun Bersama Anak
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengajak anak menikmati keindahan alam di lokasi air terjun. Walaupun lokasinya sudah aman dan nyaman, tetap saja sebagai Mamah Gajah harus menyiapkan hal-hal sebagai berikut:
- Pastikan anak dalam keadaan sehat
Sebagian besar lokasi air terjun jauh dari pusat kota sehingga perjalanan pasti melelahkan. Belum lagi spot utama juga kadang jauh dari area parkir kendaraan, jadi anak harus berjalan kaki menuju air terjun. Sebelum mengajak anak ke lokasi ada baiknya membiasakan anak untuk berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh. Jadi enggak seru kan kalau anak minta digendong atau mogok saat naik-turun jalan setapak. - Bawa bekal air minum dan pakaian ganti secukupnya
Gunakan ransel atau tas lain yang nyaman untuk dibawa. Sudah pasti anak akan tergiur untuk bermain air dan berbasah kuyup di lokasi. Enggak lucu dong Mah, kalau anak dilarang main. Bisa ngambek dan jadi bad mood. Nah… Supaya anak happy menikmati segarnya air jernih nan segar, tinggal siapkan saja baju gantinya. Bawa juga minyak kayu putih atau minyak telon ya! Barangkali anak masuk angin setelah main air berlama-lama. Beri minum air hangat dan makanan hangat agar badan kembali bugar setelah lelah bermain. - Waspada dan jadilah teman bermain anak
Jangan lengah apalagi membiarkan anak bermain sendiri tanpa pengawasan. Bebatuan yang licin atau lantai yang licin rawan menimbulkan kecelakaan. Gunakan baju yang nyaman dan simple agar anak lebih leluasa mengeksplorasi beragam fasilitas yang ditawarkan. Lihat juga keadaan di lokasi, bila terlampau ramai sebaiknya hindari kerumuman di saat pandemi seperti saat ini. Oya… Ada baiknya mengambil waktu bukan akhir pekan agar tidak terlalu ramai pengunjung. Jangan lupa tetap memakai masker dan rajin mencuci tangan ya, Mah. - Siapkan kamera dan telepon genggam dengan baterai penuh
Kadang sulit mendapatkan fasilitas untuk mengisi ulang baterai. Jangan lupa kosongkan juga memori. Masa sudah berpose keren eeehhh … foto tak bisa disimpan. Hiiikssss … Pernah enggak sih kejadian seperti ini, Mah? - Khusus buat member of Mamah Gajah Ngeblog (MGN) harus ditulis semua kisah perjalanannya
Bagikan kepada Mamah Gajah lain agar makin banyak yang senang “Wisata di Indonesia Aja” sebagai wujud dukungan kepada “Wonderful Indonesia“.
Wah, aku dulu sering ke Siantar tapi nggak pernah tau ada air terjun dekat situ. Next pulang kampung aku perlu banget nih cek air terjunnya. Memang harus jauh dulu baru tahu apa yang ada di halaman belakang rumah ya (maksudnya yg dulu dekat tapi ga tau).
hai teh risna …
aku bersyukur itu dapat info dari driver kantor yang antar aku survey : dia bilang ada air terjun deket kebun teh. beneran deket ternyata ya he3 …
sempat juga mampir di kebun binatang pemantang siantar yang ternyata sudah ada sejak tahun 1936 wooowww banget deh!
Anakku juga usia balita teh Dewi, dan akhir-akhir ini kita lagi suka eksplor curug yang ada di sekitar Bogor. Artikel ini langsung aku auto simpen buat bucket list jalan2 nanti. Tiga-tiganya bikin mupeng hahaha. Yang Jumog, sungainya keliatan jernih dan sejuk banget, air terjunnya tinggi. Yang Curug Putri asa mirip niagara yah. Semoga bisa kesampean main ke tempat-tempat ini sekeluarga 🙂
[…] Bertandang Ke Kota Udang Wisata Alam Air Terjun yang Memukau dan Mudah Dijangkau […]
[…] Teteh telah mengunjungi beberapa lokasi air terjun di Indonesia. Artikelnya telah aku tulis di website Mamah Gajah Ngeblog : Wisata Alam Air Terjun. […]