Belajar Dari “Ugly Betty” dan Blognya

Kira-kira semingguan lalu saya merampungkan menonton serial TV hits tahun 2000-an, Ugly Betty. Siapa sangka serial adaptasi telenovela asal negara Colombia, Betty La Fea di tahun 90an itu menjadi pilihan tontonan saya, diantara banyaknya pilihan tontonan baru lainnya. Ugly Betty pertama tayang 15 tahun lalu. Uniknya, serial ini menjadi salah satu tontonan yang ditayangkan di layanan streaming Disney HotStar. 

Tentunya awal dari cerita sedikit tertebak, atau saya memang sudah tahu plotnya. Betty La Fea dulu merupakan tontonan wajib Ibu saya. Sedangkan saya sendiri, yang kira-kira masih duduk di bangku SD kala serial itu tayang, menonton sekilas-sekilas saja. Berbeda dengan Ibu saya yang menonton kisah Betty di TV, sekarang saya menonton versi lain dari kisah Betty melalui layanan streaming. Itulah beda media tontonan dulu dan sekarang.

Tokoh Betty dalam Betty La Fea (sumber: grid.id)

Kisah Betty merupakan kisah gadis ‘biasa’ yang berhasil jadi asisten kepala redaksi tampan, Daniel, putra dari pemilik perusahaan majalah tempat Betty bekerja. Betty kerap harus membuktikan dirinya pantas berada di posisi asisten di majalah fashion ternama, walau penampilannya tidak modis dan latar belakang karirnya biasa saja. Tapi Betty yang dianggap sebelah mata, malah menjadi orang yang sering menemukan solusi dari keadaan sulit yang dialami Daniel maupun perusahaan.

Tentu saya ingat penampilan Betty tahun 90an yang sangat geeky; kacamata tebal, gigi berkawat dan poni tebal mengkilap. Saya ingat punya kesan bahwa Betty jadul ini punya karakter terlampau baik dan pintar. Tapi dibalik penampilannya yang ‘aneh’ ternyata Betty adalah wanita yang cantik!

Selain adaptasi Ugly Betty tahun 2000-an yang saya tonton, dan Betty La Fea tahun 90-an yang ditonton oleh Ibu saya, terbaru ada juga Betty en NY yang merupakan rilisan Netflix di tahun 2019. Premisnya kurang lebih mirip-mirip namun berbahasa latin dan berlokasi di New York, Amerika.

Tentang Betty Suarez dan Adaptasinya

Betty Suarez merupakan karakter utama dalam serial Ugly Betty. Meski tinggal di Queens namun ia berasal dari Amerika Latin. Tokoh ini diperankan oleh aktris Amerika, America Ferrera, yang bertubuh sedikit gempal dan berisi. Tampilan Betty di serial Ugly Betty cukup berbeda dengan Betty di Betty La Fea yang diperankan oleh Ana Maria Orozco. Di serial tersebut Betty memiliki postur lebih tinggi dan kurus. Namun Betty Suarez milik Ferrera tetap mempesona dan memikat dengan kepintarannya dan ketangguhannya dalam menghadapi berbagai situasi sulit.

Tokoh Betty oleh America Ferrera (Sumber: eonline.com)

Digambarkan bahwa Betty adalah gadis yang tidak begitu paham mode. Bahkan selera berpakaiannya sering dicela rekan kerjanya. Seiring waktu, musim demi musim berjalannya serial ini, penampilan Betty Suarez berubah sedikit demi sedikit. Seingat saya hal ini tidak terjadi di serial aslinya, dimana penampilan Betty tetap sama sampai penghujung seri. Di Ugly Betty, Betty Suarez lama lama semakin modis dan mulai meninggalkan poni serta kawat giginya.

Sebenarnya masuk akal juga adanya perubahan ini karena Betty telah bertahun-tahun bekerja di perusahaan yang dijadikan kiblat mode wanita. Tentu lama-lama dia jadi lebih pintar memilah baju yang pas dipakainya. Tapi jadi agak ganjil karena seperti bukan Betty ikonik yang dikenal umum.

Tak hanya dari baju, karakter Betty yang diperankan America Ferrera sendiri kesannya lebih tangguh dan ‘no baper-baper‘. Alias, walau ditindas, diremehkan dan dicurangi tidak ada mellow dan tangis. Plot mengalir saja bagai sungai deras (karena alur cerita yang padat) dan dengan sisipan komedi.

Perbedaan mencolok dari Betty la Fea dan Ugly Betty adalah di serial yang baru ada banyak karakter Gay atau penyuka sesama jenis Mirisnya ketika saya menulis tulisan ini, saya baru tahu kreator serial TV Ugly Betty meninggal dikabarkan mengakhiri nyawanya sendiri.

Betty dan Blognya

Diantara episode-episode penuh intrik dimana Betty harus menghadapi Wilhelmina (Vanessa Williams), si antagonis yang berusaha merebut kepemimpinan di majalah Mode, dinamika keluarganya yang walaupun hangat tapi sering bertingkah laku ‘ajaib’, beberapa pria yang mengisi hidupnya, dan tentu saja bos ganteng Daniel yang sering ‘clueless’ dan harus ‘diluruskan’ oleh Betty, ada momen yang membuat saya berpikir punya kesamaan dengan karakter Betty. Momen itu ada di musim ke 4 episode ke 11 dimana Betty akhirnya…membuat blog!

ugly betty dan blog - source dari TV serial Ugly Betty
Betty saat ngeblog dan membaca komentar pengunjung

Di episode ini Betty sangat ingin menuliskan artikel tentang profil seorang wanita berdasarkan ‘sepatu’ yang mereka pakai. Alias kehidupan dalam kacamata dari profesi yang sulit. Tapi Wilhelmina malah ‘menguji’nya dengan menyuruhnya mencoba berbagai produk wanita yang ‘menyiksa’-nya. Karena keinginan menulis Betty begitu kuat, muncul ide di kepalanya untuk membuat blog. Blognya bernama ‘BTo Inspire At Least One Person’.

Tulisannya pun langsung dimulai dengan mewawancarai banyak orang sekaligus yang diadakan di apartemennya. Bahkan si kekasih ikut membantu dan memotret narasumber juga sepatu-sepatu mereka.

Spoiler/Bocoran Cerita! Ironisnya, tulisannya ini malah membuat kekasihnya terdorong untuk mengejar keinginannya membantu kehidupan di tempat yang ‘kurang beruntung’. Hal ini membuat mereka harus berpisah karena pekerjaan yang dipilih kekasihnya tersebut berada di negara lain. Tapi dengan begitu, tulisan Betty memang berhasil menginspirasi seseorang.

Hikmah Dari Blog Betty

Sebenarnya misi Betty membuat blog seperti judul blognya itu sendiri; menginspirasi setidaknya satu orang. Ia memiliki keinginan kuat untuk menuliskan pikirannya untuk dibagikan. Dengan memiliki blog, ia tidak perlu menunggu persetujuan bosnya untuk menulis atau tidak menulis. Karena blog itu adalah wadah milik pribadinya untuk menulis apa saja, tanpa butuh izin siapapun.

Sebenarnya sih motivasinya mirip-mirip juga seperti saya dulu, hihi. Membuat blog untuk menginspirasi. Menulis untuk channelling keinginan berbagi dan menggerakkan hati orang yang membaca. Cuma satu orang yang terpengaruh? Tak apa, yang penting bayangan ada orang yang termotivasi setelah membaca tulisan saya itu jadi booster yang kuat untuk saya.

Tak hanya membuat blog, Betty bahkan dapat penghargaan Blog. Meski ‘kolam’ pembacanya kecil, namun ternyata blognya dianggap berprestasi. Meski kemenangan kecil, tapi Betty bangga.

Hikmahnya? Membuat blog adalah prestasi pribadi. Akhirnya Betty memiliki satu hal miliknya sendiri yang tidak diasosiasikan dengan pekerjaan di kantornya. Tak hanya memiliki satu hal miliknya sendiri, tapi blognya juga mendapatkan perhatian dan apresiasi.

Jadi, blogging untuk menyebarkan kebaikan bisa kembali ke dirinya sendiri. Lebih baik memulai daripada tidak sama sekali.

Ujung-ujungnya sih Betty terlampau sibuk dengan aktivitasnya dan keberlanjutan blognya tidak banyak lagi diceritakan. Sulit untuk menyatakan Betty adalah blogger yang konsisten, namun ia memiliki topik dan suara yang ingin ia katakan dan ia menggunakan blog untuk menyalurkannya.

Penutup

Menonton Ugly Betty sangat menghibur dan membuat saya ‘kembali’ ke era 2000an, walau saya sejujurnya suka sengaja melewatkan adegan interaksi antar karakter LGBT. Namun ceritanya memang penuh bumbu dan lucu. Karakter Betty yang pantang menyerah juga patut ditiru.

Saya sendiri kurang tahu jika di Betty la Fea atau di Betty en NY juga ada kisah membuat blog, hal ini butuh ditelusuri lebih dalam. Namun kalau di keduanya ada motivasi blogging yang sama seperti Betty Suarez, itu sangat bagus.

Simak juga pilihan tontonan lain di rekomendasi platform menonton ini. Semoga banyak juga yang seperti Betty, membuat blog demi menuliskan hal-hal yang menginspirasi.

Editor : Restu

Tulisan ini pertama kali naik di website Mamah Gajah Ngeblog – www.mamahgajahngeblog.com . Mengambil tulisan tanpa izin admin tidak diperbolehkan. 

Andina Rezki
Andina Rezki
Articles: 18

5 Comments

  1. Waaah, jadis membakar semangat ngeblog nih Teh Andin. Biarlah walaupun cuma 1 orang yang tergerak :”)

    Makasih sharingnya Teh. Ga yakin sanggup nonton seriesnya, jadi seneng dapet insightnya dari ulasan Teteh.

  2. “Betty La Fea” yang asli, yang telenovela khas South America itu soapy abezzz, lamaa, menye-menye, dan karakter utamanya itu suka gak bisa stand up for herself. Guemess pol lah pokoknya, tapi anehnya, dulu saya pas kecil kok juga demen ya nontonnya ehehehe.

    Yang di-remake oleh US memang lebih make sense sih. Cuman waktu itu saya hanya nonton sekilas saja, jadi baru paham juga kalau dia blogger.

    Dan ohya, baru tahu dari Andina, kalau ternyata ada remake yang baru lagi ya, “Betty en NY”. Pas ngecek, jumlah episodenya 123! Ddoengg, ngabur duluan saya. Ehehehe.

    Nuhuun pisan Andina atas informasinya. 🙂

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *