Sulit Untuk Konsisten Menulis? Coba Free Writing Aja

Pada awal tahun 2016, saya dan beberapa teman menginisiasi sebuah komunitas untuk bisa konsisten menulis. Kami semua tahu kalau untuk bisa menulis itu kuncinya adalah rutin berlatih. Nggak ada ceritanya bisa cakep tulisannya kalau menulisnya Senin minggu ini, lalu Kamis 3 minggu lagi. Hampir semua penulis hebat selalu punya kebiasaan menulis yang baik. 

Ironisnya selama bertahun-tahun, saya masih selalu kesulitan untuk bisa konsisten menulis. Ya Tuhan, asli berat banget untuk bisa konsisten menulis itu. Kadang saya semangatnya hanya 30 hari. Setelah itu ngos-ngosan kelelahan 3 bulan.

Padahal saya tuh jelas-jelas suka menulis. Dan juga suka membaca. Kurang apa coba! Tapi tetap saja buat saya sulit untuk bisa konsisten menghasilkan tulisan yang bagus.

Mencoba Free Writing

Sampai pada akhir tahun lalu saya memutuskan untuk lebih fokus mempraktekkan yang namanya Free Writing. Free Writing ini mengobati masalah menulis saya yang kebanyakan mikir. Mikirin ide, mikirin outline, mikirin kata kunci, mikirin SEO, mikirin tulisan yang disukai banyak orang, dan lain-lain. Menulis itu jadi terasa sebagai beban berat yang sulit untuk dinikmati.

Sejak awal 2021, saya membuat sebuah folder khusus yang namanya daily free writing. Sengaja saya membuatnya di Google Dokumen untuk memudahkan diakses baik melalui laptop maupun handphone. 

Sebelumnya urusan mau menulis di mana ini saja bikin saya mikir lama. Ada tulisan yang di laptop, ada yang di handphone, ada yang di buku tulis. Sekarang, saya tidak mau lagi dibatasi soal media menulis. Lagi bisanya di handphone, ya tinggal buka file Google Dokumen. Lagi dapat jatah laptop yang harus berbagi dengan anak dan suami, ya tinggal di lanjutkan saja di file yang sama. Lagi kepingin menulis di buku tulis, ya tidak masalah juga. Nanti jika benar-benar perlu untuk diarsipkan ya tinggal difoto dan disimpan sebagai lampiran di Google Dokumen. 

Nggak nyangka, dengan melihat file tulisan yang rapi, semangat menulis juga jadi lebih terjaga. Saya suka aja melihat folder-folder yang saya buat berdasarkan bulan. Dalam setiap folder bulan berisi file-file tulisan harian yang diberi nama berdasarkan tanggal. Satu hari 1 file. Ada rasa puas ketika melihat deretan file yang tanggalnya tidak melompat karena saya bolos menulis.

Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah setelah selalu gagal mempertahankan konsistensi, saya memilih untuk menulis tanpa beban. Bukan tulisan yang perlu saya pamerkan di depan umum. Bukan tulisan yang harus memenuhi ekspektasi dari luar diri saya. Saya hanya perlu menulis dan membebaskan pikiran saya. Itulah inti dari free writing.

Target saya sebenarnya bisa menulis 1000 kata sehari atau sekitar 1 jam. Minimal kalau lagi benar-benar sibuk setidaknya 15 menit saja. 

Ternyata menulis Free Writing ini cocok sekali untuk saya. Akhirnya saya bisa kembali menemukan asyiknya menulis dan benar-benar bisa konsisten sepanjang tahun 2021 yang sudah hampir berakhir ini. 

Mengapa Menulis Free Writing itu Menyenangkan?

Saya suka membaca. Apalagi baca tulisan yang bagus-bagus. Terus terang ada rasa terintimidasi saat membaca tulisan-tulisan bagus tersebut. “Kalau saya menulis, maunya sebagus tulisan ini!” 

Tapi saya sadar juga, bagaimana mau berharap ujug-ujug bisa punya tulisan sebagus penulis yang sudah menulis bertahun-tahun dengan tekunnya, kalau menyediakan waktu untuk menulis 1 jam sehari saja masih kesulitan. 

Beban ini adalah hambatan menulis yang saya rasakan sebelumnya. Free Writing membantu saya untuk bisa lebih lepas dalam menulis. Saya tidak harus kok menulis sebagus orang lain. Saya hanya perlu sekedar mengeluarkan isi kepala saya saja. Menulis dengan bebas apa pun yang saya inginkan. Apa pun yang terlintas di kepala. 

Apakah itu sekedar kekaguman sama orang yang saya temui, ungkapan syukur, cerita lucu, kemarahan, kekesalan, mimpi, ide, dan bisa apa saja. Bisa sangat beragam dari satu paragraf ke paragraf yang lain. 

Its ok! 

Tidak ada outline. Tidak ada tata bahasa. Tidak ada teori dan ketentuan ini itu. Cukup menulis cepat tanpa banyak mikir. Seperti sekedar olahraga jari saja. Dan otak. Setelah menuangkan isi kepala ke dalam tulisan, rasanya menjadi lebih ringan. Ini yang bikin free writing nagih. Kadang bahkan susah sekali untuk berhenti. Keren banget nggak sih!

Sejarah Free Writing

Free Writing itu sebenarnya ilmu lama. Free writing diungkapkan dalam buku seorang penulis dan editor Amerika, Dorothea Brande (1893–1948). Dalam bukunya Becoming a writer tahun 1934, Dorothea menganjurkan untuk menulis dengan cepat 30 menit setiap hari.

Juga ada Peter Elbow dalam buku klasik Writing Without Teacher tahun 1973 menggunakan istilah free writing untuk menulis cepat selama 10-15 menit, tanpa memperhatikan tata bahasa, tanpa perlu diedit, tanpa perlu dibagikan kepada orang lain. 

Kebiasaan free writing ini digunakan beberapa penulis untuk mengatasi masalah writer’s block. Kalau ide-ide lagi mandeg, menulis tanpa beban seperti ini bisa membantu mengeluarkan ide-ide kreatif yang terpendam. 

Aplikasi 750words.com

Pada Mei tahun ini, adik saya mengenalkan sebuah website yang bisa membantu melatih kebiasaan free writing. Memang sih, menulis ya menulis saja. Kenapa perlu menulis di website? Apa nggak nambah-nambahin beban saja?

Nah website yang satu ini rada unik. Website ini dibuat oleh pasangan suami istri Buster & Kelianne Benson sejak Desember 2009. Buster cerita kalau dia tuh kepengen punya kebiasan menulis rutin setiap hari, tapi kesulitan dengan menggunakan platform terbuka seperti wordpress dan sejenisnya. 

Akhirnya tercetuslah ide membuat website 750words.com. Dimana setiap orang bisa menulis secara tertutup tapi terukur. Jadi kita diminta menulis 750 kata setiap hari di web ini. Silakan sih kalau mau lebih. Tapi minimal 750 kata untuk mendapatkan poin harian. Tulisan yang sudah ditulis tidak perlu dipublikasikan. Hanya data seperti jumlah kata, kecepatan menulis, waktu menulis, sampai ke mood saat menulis akan tercatat.

Adanya catatan pencapaian terukur ini yang membuat peserta tertantang dan semangat untuk menulis setiap hari. Mulai dari poin harian, beberapa jenis badge pencapaian yang bisa diraih, sampai ke mencatat kecepatan menulis dan mood peserta. Keren deh.

Sebenarnya ini website berbayar 5 dollar per bulan. Tapi kita bisa mencoba free selama 30 hari. kalau sekedar ingin tahu. Kalau masih mau dapat gratisan lagi bulan depannya, bisa juga sih mencoba dengan akun yang lain. Saran saya, kalau teman-teman mau mencoba website ini, sebaiknya memulai pas di awal bulan. Biar dapat jatah free-nya pas 1 bulan. 

Saya sendiri sempat mendaftar di akhir bulan Mei 2021. Pas awal Juni, saya coba ganti pakai akun email baru biar bisa mengikuti kelas utuh dari tanggal 1-30 Juni. Benar-benar pengalaman yang seru banget.  

Pada bulan itu saya tidak bolong satu hari pun. Saya juga berhasil mendapatkan sejumlah badge yang lucu-lucu. 

Pengalaman sebulan di 750words.com

Mencatat kemajuan dalam sebuah komunitas buat saya cukup membantu membangun konsistensi. Saya sendiri mencatat setoran harian saya sepanjang tahun di KLIP atau Kelas Literasi Ibu Profesional. 

Di KLIP juga ada sistem badge untuk pencapaian bulanan. 10 setoran per bulan mendapatkan badge good, 20 setoran per bulan mendapatkan badge excellent, dan 30 setoran per bulan mendapatkan badge outstanding

Sepanjang tahun ini pencapaian saya tidak pernah kurang dari badge excellent. Sebenarnya saya menulis nyaris tanpa hari jeda. Tapi kadang-kadang suka lupa memasukkan link tulisan ke form setoran KLIP. Tidak masalah juga sih, yang penting folder saya terisi penuh. Kepercayaan diri saya jadi meningkat. Dan saya jadi lebih nyaman dalam menulis tahun ini. 

Melatih kebiasaan baru itu memang unik bagi setiap orang. Cara orang yang satu belum tentu cocok untuk cara orang lain. Free writing adalah cara saya dalam melatih konsistensi menulis setiap hari. Buat yang masih kesulitan, bisa dicoba untuk mulai menulis tanpa beban. Hanya menulis dan bersenang-senang. Bukan untuk dinilai siapa-siapa.

Atau mungkin teman-teman punya cara seru lain? Bagi-bagi ya ceritanya di kolom komentar. 

Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin
Articles: 6

4 Comments

  1. Suka sekali dengan tulisan ini, Mba Shanty. Makasiiy ya. Betul-betul menambah semangat dari semangat yang sudah saya peroleh dari para mamah di WAG MGN. 🙂

    Saya baru tahu tentang Dorothea Blande dan Peter Elbow. Jadi begitu ya Mba, pokonya lempeng wae menulis tanpa jeda, hanya mengeluarkan isi kepala untuk mengasah keahlian menulis. Bismillah, semoga bisa lebih konsisten. 🙂

  2. Makasih sharingnya, Teh. Ini patut banget dicoba. Kalo aku, selain masih sulit menuangkan ide karena kurang latihan menulis, juga suka gemes pengen ngedit di tengah2 pas liat ada typo hehe … Jadilah tulisan ga selesai2.

  3. Nice sharing Teh Shanty, aku suka nulis tapi masalah utamaku waktu hiks. Susah banget nyari waktu kosong. Akhirnya sekarang kuakalin dengan nulis draft banyak-banyak. Jadi kalau lagi ada ide aku buka wordpress dan buat draft post. Nanti kalau ada waktu kosong baru kuselesain.

    Yang 750 words itu kucoba dan bertahan 1 minggu aja haha, gara-gara pas work in office laptop ditinggal di kantor, nanti mau kucoba lagi deh.

  4. Cukup sulit menghilangkan beban ketika menerapkan free writing. Hasrat menggebu untuk rutin mengisi blog menyebabkan tekad menulis tidak untuk dipublikasikan sulit terwujud. Gatal banget tangan ini, maunya langsung ngedit aja.

    Pengen nyoba 750words yang edisi gratisan. Semoga bisa membantu.

    Terima kasih sudah ngasih inspirasi.

Tinggalkan Balasan ke May Sari HendrawatiCancel Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *