Keraguan Terhadap Vaksin
Dua orang Bibi yang kerja di rumah saya ragu-ragu untuk ikut vaksinasi corona karena takut. Menurut berita yang beredar di lingkungan mereka, vaksin tidak aman. Konon kerabat mereka ada yang sakit parah atau meninggal karena vaksin. Coba bayangkan kalau di setiap rumah ada yang seperti mereka, ada beberapa juta orang Indonesia yang menolak vaksin ya Mah?
Mbak, bibi nggak dibolehin sama anak bibi buat vaksin…soalnya kemarin si Mamang tiba tiba lumpuh nggak bisa jalan habis vaksin. Lagian Bibi juga punya penyakit jantung kan. Jantung Bibi sering berdebar debar.
– Bibi Satu, 57 Tahun
Neng, aku nggak dibolehin sama keluarga besar buat vaksin, soalnya kemarin dua orang sepupu aku meninggal habis vaksin…
– Bibi Dua, 51 Tahun
Pandemi sudah berjalan satu setengah tahun. Seperti kita ketahui, vaksinasi adalah satu cara menjanjikan untuk kita bisa keluar dari situasi ini. Masalahnya, vaksin harus disuntikkan ke manusia dan harus mencakup minimal 70% populasi agar tercapai perlindungan yang diperlukan agar semua orang aman. Hal ini tentu bukan hal mudah untuk dilakukan.
Bahkan di negara – negara maju sekalipun, tingkat keraguan terhadap vaksin cukup tinggi, lho Mamah. Di Amerika Serikat misalnya, yang pilihan vaksinnya banyak dan ketersediaannya tinggi, 40 % populasinya masih menolak vaksin. Tapi karena itu Amerika Serikat, walaupun 40 % warganya menolak, 60 % sisanya bisa divaksin dengan cepat. Jadi kondisi disana sudah berangsur normal. Bayangkan bisa belanja belanji tanpa masker. Kumpul – kumpul dengan keluarga dan teman – teman tanpa ragu – ragu. Menggiurkan sekali kan ya Mah?
Sementara di Indonesia, yang ketersediaan dan distribusi vaksinnya masih mpot mpotan, kalau orang – orang nya ikutan menolak divaksin, ya wassalam. Saat ini saja baru 5% populasi Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin lengkap. Masih jauh dari target seharusnya untuk mencapai herd immunity. Jika tidak segera ada tindakan serius terkait percepatan program vaksinasi, diperkirakan penyebaran virus bisa semakin luas. Kemudian yang lebih mengerikan adalah mutasi virus akan lebih ganas, karena dibiarkan bebas dan beradaptasi dengan lingkungan. Alhasil pandemi di Indonesia entah kapan akan berakhir.
Sayangnya tidak semua orang punya pemahaman dan pengetahuan yang cukup mengenai vaksin, nih Mah. Hal ini diperparah dengan kemampuan literasi yang kurang memadai. Informasi dari mulut ke mulut akan lebih cepat menyebar karena lebih menarik, walaupun distorsinya besar. Apalagi jika yang menyebar adalah cerita tragedi dan berita buruk.
Mamang lumpuh setelah vaksin jauh lebih “menarik” daripada Mamang tidak bisa jalan karena asam uratnya kumat setelah makan emping 1 toples, kebetulan 3 hari setelah vaksin.
Sebagai negara dengan penduduk yang tingkat literasinya ada diperingkat 3 terbawah dari seluruh negara di dunia, tidak mengherankan kebanyakan orang Indonesia lebih percaya cerita atau testimoni orang lain daripada fakta – fakta ilmiah. Memang menyedihkan ya Mah, tapi itulah faktanya.
Vaksin Oleh dan Untuk Semua
Sebagai ibu – ibu khususnya, dan warga negara Indonesia pada umumnya, saya juga ingin pandemi cepat berakhir. Tapi karena saya tidak punya kapasitas sebagai tenaga kesehatan, ilmuwan, ataupun pemerintah, maka salah satu hal sederhana yang bisa saya lakukan untuk melindungi diri, keluarga, serta orang – orang di sekitar saya dari serangan virus covid – 19, selain menyediakan makanan sehat dan menjaga protokol kesehatan adalah dengan ikut program vaksinasi ketika ada kesempatan.
Saya, suami, dan mertua saya sudah ikut vaksinasi. Kedua anak saya belum cukup umur sehingga belum divaksin. Kalau misalnya nanti vaksin corona yang ada sekarang sudah dinyatakan aman untuk balita, pasti mereka akan saya vaksin juga. Tapi usaha kami untuk ikut vaksinasi tentu saja tidak akan cukup tanpa keikutsertaan dari orang – orang lain, termasuk yang ragu – ragu untuk vaksin. Maka dari itu saya selalu berusaha meyakinkan orang – orang sekitar saya untuk mau ikut vaksin setiap ada kesempatan. Tapi berdasarkan interaksi saya dengan kedua Bibi diatas, saya tahu memang tidak mudah meyakinkan orang – orang untuk berubah pikiran.
Di negara barat bahkan sampai ada penelitian untuk vaccine hesitancy. Karena menurut para pakar hal ini sudah menjadi permasalahan lintas bidang : kesehatan, sosial, budaya, dan bahkan politik. Tapi saya tentu tidak akan membahas semuanya, karena bukan ahlinya. Dalam tulisan ini saya hanya ingin menyampaikan ide cara yang bisa dilakukan untuk meyakinkan orang lain yang ragu – ragu agar bersedia ikut vaksinasi. Saya coba rangkum dari beberapa artikel yang saya baca. Sudah saya praktekkan ke kedua Bibi dan alhamdulillah berhasil. Mereka berdua akhirnya bersedia divaksin.
Tips Sebelum Mulai
Sebelum mulai dengan ide – ide, saya akan menyampaikan beberapa hal yang harus diingat dalam usaha untuk meyakinkan orang untuk ikut vaksin.
Pertama jangan anggap orang yang ragu – ragu terhadap vaksin sebagai musuh atau lawan debat yang harus dikalahkan. Jangan pula menempatkan diri kita, orang yang mengajak untuk vaksin dan sudah divaksin, sebagai pihak yang lebih benar, lebih pintar, atau lebih tau. Kecuali profesi kita adalah tenaga kesehatan atau ilmuwan, kapasitas kita sama-sama adalah sebagai orang awam. Karena pasti tidak ada orang yang bersedia mendengarkan jika merasa dianggap bodoh atau direndahkan.
Kedua, fokuskan usaha pada orang – orang yang ragu – ragu karena memang belum tahu mengenai vaksin atau salah dapat info. Biarkan saja dulu orang – orang yang alasan menolak vaksinnya lebih kurang masuk akal canggih seperti takut terjebak konspirasi elite global atau percaya covid hanya rekayasa produsen vaksin. Jangan sampai imun turun karena emosi naik, terjebak debat tanpa ujung pangkal. Biarkan saja yang lebih paham yang memberitahu orang – orang ini.
Saya yakin di Indonesia jumlah orang yang ragu – ragu dengan alasan sederhana seperti kedua Bibi yang bekerja di rumah saya, lebih banyak daripada yang percaya teori konspirasi seperti vaksin ada microchip-nya. Sehingga mari habiskan waktu untuk meyakinkan orang yang masih bisa diyakinkan daripada yang bebal.
Ide-Ide Meyakinkan Orang Untuk Vaksin
Ide Pertama – Kenali Musuhmu
Ide pertama adalah mencari tahu apakah yang ragu – ragu ini sudah tahu apa itu vaksin, termasuk prosedur dan manfaatnya. Jangan – jangan hanya dengar – dengar saja, lalu takut. Maka dari itu langkah pertama adalah menjelaskan lagi apa itu vaksin, cara kerja, dan manfaatnya serta alasan mengapa kita memilih vaksinasi. Gunakan bahasa umum yang mudah dipahami, kalau perlu gunakan bahasa daerah. Sampaikan fakta-fakta mengenai vaksi tanpa dilebih lebihkan atau dikurangi.
Jelaskan bahwa tujuan utama vaksinasi adalah memperkenalkan virus/bakteri kepada tubuh kita. Sehingga saat ada virus/bakteri yang masuk, tubuh kita sudah siap dan bisa melakukan perlawanan dengan baik. Untuk lebih meyakinkan, kalau perlu kutip strategi perang Sun Tzu, sang pakar strategi perang di bawah ini :
Kenali dirimu sendiri, dan kenali pula musuhmu. Niscaya dalam 100 pertempuran akan ada 100 kali kemenangan.
Sebagai tambahan, jelaskan juga bahwa vaksin bersifat seperti benteng. Semakin banyak orang yang divaksin, semakin kuat benteng pertahanan manusia terhadap virus. Sehingga lama kelamaan virus tidak akan bisa menembus pertahanan manusia dan menghilang. Karena itu partisipasi mereka dalam vaksinasi sangat diperlukan. Karena tanpamu hidupku tak ada artinya. Tetiba dangdut nggak apa apalah.
Ide Kedua – Empati Pada Ketakutan
Kebanyakan keraguan orang pada vaksin disebabkan oleh ketakutan akan efek samping yang ditimbulkan oleh vaksin. Kalau bertemu orang-orang yang seperti ini jangan langsung dilawan. Kalau dilawan pasti akan tambah defensif, karena secara tidak langsung kita menuduh mereka berbohong. Jangan juga langsung terjebak mode khotbah menggunakan alasan takdir atau mode menggurui dengan membeberkan grafik-grafik dan data statistika.
Dengarkan dulu sampai selesai alasan ketakutan mereka. Setelahnya baru bahas ketakutan tersebut dan ajak untuk melihat dari perspektif lain. Sampaikan bahwa vaksin yang paling efektifpun tidak menjamin 100% keselamatan terhadap virus corona. Karena selain vaksinasi ada hal-hal lain yang tetap harus dilakukan. Seperti tetap menjaga protokol kesehatan dan memperkuat imun tubuh. Tapi vaksin terbukti secara ilmiah mampu memberikan perlindungan tambahan. Seperti naik motor pakai helm fullface akan lebih aman daripada pakai helm tanpa penutup muka.
Vaksin yang digunakan sekarang efektif dan aman. Tidak ada gunanya para ahli yang sudah bertahun-tahun belajar dan meneliti berbohong mengenai hal ini. Efek samping vaksin terjadi sebagai reaksi tubuh saat berkenalan dengan virus/bakteri. Itupun bisa dipastikan jauh lebih ringan daripada terkena penyakit betulan. Jadi kalau demam, pusing, dan pegal-pegal setelah vaksin artinya vaksin bekerja dengan baik.
Sampaikan juga bahwa vaksinasi dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan standar yang baku. Sebelum vaksin disuntikkan akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Orang yang dianggap tidak mampu untuk menerima vaksinasi tidak akan dipaksa untuk divaksin. Tenaga kesehatan, terutama dokter, sudah belajar selama bertahun-tahun melebihi orang pada umumnya. Jadi percayakan saja kepada mereka untuk melakukan penilaian.
Setelahnya ajak juga orang yang takut efek samping vaksin untuk melihat dari perspektif lain. Musuh utama adalah virus corona. Orang yang sudah vaksin saja masih ada kemungkinan meninggal atau sakit parah jika terkena Covid-19, bagaimana yang tidak divaksin? Apa sudah yakin yang meninggal atau sakit itu memang karena vaksin? Bukan kebetulan karena penyakit lain? Saat ini ada 14 juta orang Indonesia yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh. Kalau semuanya jadi sakit dan meninggal bukankah sudah jadi berita menghebohkan?
Jika diperlukan dapat ditambahkan, tanpa mengurangi rasa hormat kepada keluarga orang-orang yang terkena Kejadian Ikutan Pasca Imunisaai (KIPI), jika ada yang meninggal atau sakit dan dicurigai akibat efek samping vaksin, disarankan untuk segera lapor ke fasilitas kesehatan terdekat, agar dilakukan penyelidikan terhadap kejadian tersebut. Dengan melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang, kita juga membantu memastikan keamanan vaksin untuk orang lain.
Ide Ketiga – Sebelum Kekhawatiran Menjadi Kenyataan
Kepada yang skeptis terhadap vaksin karena merasa tidak ada gunanya, tanyakan pendapat mereka terhadap situasi pandemi saat ini dan ketidaknyamanan yang terjadi karenanya. Cari tahu kekhawatiran mereka yang terkait langsung dengan situasi pandemi. Kemudian kembali ingatkan bahwa jika situasi pandemi ini terus berlangsung, kemungkinan besar kekhawatiran mereka akan menjadi nyata dan ketidaknyamanan mereka berlangsung semakin lama.
Jikalau pandemi tidak begitu berpengaruh pada kehidupan mereka, singgung mengenai dampak ekonomi dari pandemi dan juga efek pandemi pada kesehatan mental. Kedua hal tersebut pasti akan berpengaruh pada setiap orang bagaimanapun tertutupnya orang tersebut pada dunia.
Bagi sebagian orang, kesepian adalah salah satu hal menakutkan dari pandemi ini…
Setelah memahami kekhawatiran orang bersangkutan, sampaikan bahwa vaksin adalah alternatif jalan keluar dari kondisi pandemi yang tidak menyenangkan ini. Jika perlu jelaskan sejarah tentang vaksin dan pengaruhnya pada kehidupan sekarang. Terangkan bahwa pandemi yang terjadi saat ini bukan yang pertama terjadi dalam peradaban manusia dan pandemi tersebut semuanya berakhir dengan adanya vaksin. Jadi jika mereka ingin pandemi segera berakhir dan kehidupan kembali normal, mari ikut serta dalam program vaksinasi.
Bagi orang yang skeptis pada merk vaksin yang beredar, sampaikan bahwa yang terbaik saat ini adalah vaksin yang tersedia. Bukan vaksin yang belum tersedia dan tidak bisa disuntikkan.
Yang kita perlukan adalah kepastian, bukan janji kosong…
Seperti sudah disampaikan diatas, semakin besar cakupan vaksin semakin baik kinerjanya. Jadi vaksin yang ada, walaupun mungkin efektivitasnya kurang daripada vaksin lainnya, jika batas minimal cakupannya bisa lebih cepat tercapai, akan lebih baik daripada vaksin terbaik yang tidak bisa disuntikkan, karena barangnya tidak ada. Lagipula sekali lagi, ilmuwan dan dokter di Indonesia telah memastikan keamanan dan keefektifan vaksin yang beredar. Mereka pasti juga memikirkan diri sendiri, pasangan, anak, saudara, dan orang-orang di sekelilingnya agar selamat semua. Jadi ya sekali lagi, percayakan saja kepada mereka untuk melakukan penilaian.
Ide Keempat – Melindungi yang Lemah
Rasanya setiap orang akan tergerak hatinya untuk berjuang melindungi orang-orang yang mereka sayangi. Begitupun dengan vaksinasi. Ingatkan kepada yang ragu-ragu untuk vaksin bahwa tujuan dari vaksin ini bukan hanya melindungi diri mereka sendiri, tapi juga orang-orang di sekitar mereka yang tidak bisa divaksin : bayi dan anak-anak dibawah usia 12 tahun, lansia yang punya penyakit bawaan, orang-orang yang sakit parah.
Ingatkan bahwa mereka yang sehat punya kelebihan untuk membantu yang kurang beruntung. Termasuk amal juga loh. Kapan lagi kan kita bisa menjadi pahlawan, melindungi golongan yang lemah?
Ide Kelima – Bantu Mendapatkan Akses ke Vaksin
Ada juga orang yang tidak mau vaksin karena malas atau tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk orang-orang seperti ini, bantu untuk mendapatkan akses vaksin. Kerjasama dengan RT dan RW setempat untuk pendaftaran vaksin. Jika kebanyakan orang tidak punya sumber daya untuk pergi ke fasilitas vaksin, bantu mintakan ke fasilitas kesehatan setempat untuk mengadakan vaksinasi in house.
Bantu membuat himbauan bahwa vaksinasi harus dilakukan bersama-sama bukan individu. Daripada menutup portal-portal jalan yang hanya akan menyebabkan orang-orang yang datang kebingungan mencari jalan dan virus tetap bisa menyelusup ke dalam, lebih baik seluruh warga bersatu padu untuk memperoleh vaksin bersama. Agar lingkungan rumah aman.
Jangan lupa bantu juga orang-orang yang domisili di KTP berbeda dengan domisili saat ini untuk mendapatkan surat keterangan domisili. Saya mendaftarkan vaksin dua orang yang bekerja di rumah saya dengan menggunakan surat domisili. Surat domisilinya diurus oleh petugas di RT. No hassle dan insyaallah bermanfaat.
Penutup
Begitulah Mah, ide-ide yang saya punya untuk meyakinkan orang yang ragu-ragu agar bersedia untuk divaksin. Semoga bisa bermanfaat bagi mamah-mamah yang perlu meyakinkan orang sekitar, termasuk dengan keluarga dekat.
Jangan lupa tetap jaga kesehatan ya Mah. Tetap ketat jalankan protokol kesehatan, jaga kewarasan, dan ikut vaksin saat ada kesempatan. Kalau perlu tantangan, bisa ikutan Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog Bulan Juli. Dijamin meningkatkan imun dengan mengingat hal yang membuat tertawa.
Idenya inspiratif teh Restu
Semoga pandemi lekas berakhir ya aamiin …
salam sehat