Ini kali kedua saya datang ke mal milik perusahaan Jepang yang ada di bilangan Jakarta Selatan ini. Waktu pertama kali datang, saya ngga tahu banyak mengenai toko-toko di dalamnya. Ternyata mal ini banyak memakai restoran produksinya sendiri. Tentu ada rasa ingin mengeksplor makanan-makanan khas Jepang itu.
Ketika saya ingin membeli sepaket salad yang dijual di supermarketnya, saya sengaja memilih isi paketan yang belum pernah saya coba. Salahnya sih saya kurang teliti membaca kandungannya. Jadi ketika sampai rumah dan hendak makan, baru ngeh kalau salad dressing-nya mengandung saus yang berpotensi ngga halal. Ngga mau ambil resiko, saya bilas salad itu sebelum memakannya. Fuih, sebuah pengalaman yang sebenarnya agak horor sih.
Di kunjungan kedua ke sana saya jadi agak ‘cerewet’. Sebelum masuk restoran saya ‘jelalatan’ mengecek logo halal (yang saya cek sih ada semua). Juga ketika mau pesan kopi di depan supermarketnya, saya merasa harus nanya ‘halal gak ya kopinya?’ Makin membelalak ketika lihat di menu ada tulisan ‘coffee beer’. Ternyata pegawai menjelaskan bahwa mereka meracik semua bahan di gelas plastik yang akan dikonsumsi pelanggan. Oke, insya Allah ngga apa-apa.
Ya, as a moslem kita harus mengkonsumsi makanan halal. Salah ketika acuh, salah ketika tidak mengusahakan makan halal. After all kita dibekali akal pikiran dan kesadaran juga tanggung jawab dengan apapun yang kita konsumsi.
Setelah mengalami serentetan kejadian di mal tersebut, saya jadi mikir gimana jadinya tinggal di luar negeri? Baru kunjungan beberapa jam saja saya sudah waswas dan cerewet sama makanan. Mereka yang tinggal di luar negeri pasti mengalami ini setiap waktu.
Akhirnya saya putuskan tanya ke Mamah yang tinggal di berbagai negara mengenai pengalaman mereka mendapatkan makanan halal di luar negeri. Jadi semua informasi di bawah ini berasal dari obrolan kami di grup Telegram Mamah Gajah Ngeblog. Banyak juga insight yang saya dapat nih! Cek yuk jawaban-jawaban mereka di bawah ini:
Tantangan Mendapatkan Makanan Halal di Luar Negeri
Bagaimana rasanya kalau tinggal di luar negeri apalagi yang mayoritas masyarakatnya non muslim? Bagaimana caranya mendapatkan makanan halal? Apalagi kalau bener-bener blank ngga tau apa-apa mengenai makanan halal di negara itu. Saya coba tanya ke mamah-mamah MGN yang tinggal dan pernah tinggal di luar negeri. Dan jawaban mereka beragam dan seru juga untuk diketahui.
Nah, Mamah, bagaimana cara cari makanan halal di luar negeri?
“Kalau sekarang sih googling udah gampang teh. Kalau dulu-dulu (20an tahun yang lalu) ya harus nanya-nanya.” kata Teh Alfi yang kini tinggal di Cannes, Perancis.
Ah iya, kini hidup di era digital sudah bukan hal asing mencari segala sesuatu mudah dari ujung jari. Tinggal bertanya ke Google. Tapi tentu prakteknya bisa berbeda. Dan beda negara, beda juga tantangannya.
“Di Auckland dulu relatif mudah sih (mendapatkan makanan halal). Halal butcher ada, restoran halal ada, toko Asia yang menjual produk indonesia ada, di supermarket juga lumayan banyak produk-produk impor halal. Sisanya ya cek-cek bahan. Dulu pernah saya tulis (disini).” kata teh Reisha yang sempat tinggal di Auckland, New Zealand.
“Kalau di Malaysia ngga susah sih, tapi aku banyak cerita… kaya pas ke Filipina, semua makanan halalnya Indian. Jadi makan butter chicken terus haha.” kata teh May yang sudah sering berkelana di berbagai spot di dunia bercerita.
“Saya udah balik ke Indonesia (dari Jepang) juga jadi ragu. Temen-teman kok senang banget beli ramen, gitu. Padahal selama 1,5 tahun di Jepang saya nggak ‘berani’ makan ramen karena rata-rata kuahnya mengandung kaldu babi (itu yang bikin enak, cenah…)” kata teh Diah.
Lanjut lagi Teh Diah menambahkan, “Dulu tuh (tahun 2002-2004 di Jepang) nemu toko daging yang jual daging halal aja senangnya luar biasa. Beli ayam utuh, jiaaah… perjuangan motong-motong sendiri. Kalo daging domba, nggak sempat beli juga, soalnya dijualnya kemasan 2 kiloan. Kebanyakannnn.”
Begitu ya. Lain negara, lain tantangannya. Seperti cerita teh Ilma ini;
“Entah kenapa, baik di sini, maupun di Perancis (dulu pernah tinggal di Saint Genis selama 2 bulan, tahun 2017), kalau pingin beli daging halal segar, pasti harus naik bus sekitar 1 jam lebih 😅 jadinya aku beli sekalian banyak terus dibekuin. Males juga bolak-balik. Tokonya jauh.”
“Padahal pas di Perancis itu kalau mau beli kebab halal, ada yang jual di belakang apartemen. Mana rasanya enaaak dan murah (rotinya itu gede banget, bentuknya setengah lingkaran, sebesar kepala cuma 5 euro). Nggak bisa menghabiskan sendirian.” Teh Ilma bercerita.
Iya kan. Ternyata tetap saja tantangan mendapatkan makanan halal di luar negeri jauh lebih ribet dibanding cari di mal asing di negara sendiri.
Tips Mendapatkan Makanan Halal di Luar Negeri
Tentu saja, selain dari terbiasa dengan perbedaan waktu dan musim, bertahun-tahun Mamah-mamah ini tinggal di luar negeri pasti sudah punya jurus andalan mendapatkan makanan halal. Saya bermaksud ‘mencatat’ siapa tahu bisa saya gunakan di masa depan tips-tips dari mereka ini. Misalnya saja…
1. Cari Restoran Di Dekat Masjid
“Kalau di sini (Chiang Mai, Thailand) walau makanan halal itu langka, tapi selalu ada kok pilihan makanan yang dapat sertifikasi halal. Restoran halal juga cukup banyak, biasanya sih tapi di sekitar masjid.” kata teh Risna, “Aku pernah nulis di sini walau ngga didaftarin makanannya haha.”
2. Aplikasi Makanan Halal
“(Selain dari cari restoran dekat masjid) terus kalau ngga salah ada aplikasi juga buat mencari tempat makan yang halal. Coba deh cari aplikasi Smart Halal, tapi ini sebenernya dari Malaysia” Teh Risna memberikan tips lainnya. Ah ya, aplikasi makanan halal, oke banget tips ini.
3.Cek Logo Atau Tulisan Halal
“Kalau buat makanan kemasan, biasanya ada logo nya seperti halnya di Indonesia. Kalau untuk restoran emang harus nyari informasi di internet, aplikasi atau ya berkunjung ke masjid terdekat karena di sekitarnya pasti ada restoran yang memang label halal. Kebanyakan restoran sudah pasti nggak ada label halal nya di Chiang Mai.” Satu tips lagi nih dari Teh Risna. Oke teh!
“Di Belanda relatif mudah untuk dapat daging halal segar karena banyak butchery Turki. Kalo jalan-jalan, suka nemu aja yang pasang tulisan halal (bukan logo ya), biasanya yang punya orang Turki/Maroko, kadang India/Pakistan/Indonesia.” Teh Mutiara yang pernah tinggal di Belanda berikan tips juga.
4.Cari Tempat Makan Seafood, Makanan India, Vegetarian Atau Vegan
“Sekarang banyak tempat makan vegetarian atau vegan. itu bisa jadi alternatif.” Teh Alfi memberi saran. Iya banget, makan sayur sekalian makan sehat dan halal ya kan?
“Hahaa… iya, cari makanan India. Jadi punya langganan restoran kari India dan jadi suka naan.” tambah teh Diah.
“Nah iya restoran halal dulu tu salah satunya ya restoran india, pertama kali mencoba di Shinjuku dan suka banget sama naan dan butter chicken curry dan mango lassi, jadi standar enaknya saya yang kaya resto itu. Sampai sekarang saya belum menemukan yang seenak itu di Indonesia.” Reisha setuju.
“(Di India) mostly memang ngga akan ada pork, tapi ngga semua halal meat juga. Tapi kebanyakan kalau restoran India di luar India biasanya mereka halal certified atau vegan.” Teh May menambahkan.
“Kalo ngga ada (tulisan halal), cari resto ikan/seafood goreng. Belanda ngga punya logo halal di produk kemasan. Di Eropa jarang ada sih. Jadi mesti rajin baca komposisi.” Teh Mutiara
Oke sip. Ini oke banget karena jadi ada alternatif demi menghindari makanan halal.
5. Cek Google Maps dan Foodgram
“Selalu bermodal Google maps buat cari sih.” Teh Ilma yang kini tinggal di Amerika memberikan saran.
“Mem-follow foodgram halal wkwk. Setelah itu validasi menu via gmaps.” Teh Zeneth menambahkan,“Tapi si foodgram ini bisa jelas nulis kayak no alcohol, halal meat, dan lain-lain. Meski ada juga ketulis halal meat, trus aku cek menu jual pork.” Wah ngeri juga ya ini. Harus teliti juga tetap yaa.
6.Bertanya
“Kalau bukan negara muslim tetep harus bertanya (halal atau tidak) baiknya. Aku kalau tahu ada makanan halal, usahakan hanya makan di tempat halal, kalau ngga ada alternatifnya palingan jadi seafood.” Teh May menambahkan.
7. Hapalkan Kandungan Bahan-Bahan Yang Haram
“Kalau di Jepang dulu 2010-2013 mesti hapalin kanji bahan-bahan haram. Tapi sekarang Jepang sudah jauh lebih enak, restoran halal dah banyak. Dulu saya ngga pernah tuh di sana makan ramen asli Jepang karena belum ada yang halal.” Teh Reisha bercerita.
Serba-Serbi dan Pengalaman Makan Halal di Luar Negeri
Nggak cuma tips yang saya dapat. Mamah May dan mamah lainnya juga bercerita kisah ketika cari makanan halal di luar negeri yang cukup unik pengalamannya.
“Sebetulnya concept halal itu belum well known ya, apalagi kalau di kampung-kampung. Aku pernah ke Sapa di Vietnam, mereka ngga tahu apa itu halal. Jadi waktu pagi-pagi di restoran mereka ada Pho (makanan Sapi Vietnam), kutanya ini dagingnya apa, kata mereka sapi. Tapi ngga lama kemudian datang owner-nya yang orang Hanoi, dia bilang jangan makan haha, itu kaldunya pakai pork.” kata Teh May. Waduh, nyaris banget makan ngga halal!
“Oh jadi ingat pengalaman makanan halal paling epic selama ini. Dulu honeymoon salah satunya mampir ke Bangkok. Dulu tahun 2008 informasi masih susah ya, makanan halal pun ngga banyak. Waktu mau sarapan kita muter-muter nyari halal food ngga ketemu, tapi akhirnya bertemu pedagang pinggir jalan pakai gerobak, ada logo halal. Tapi jualannya hanya nasi sama telor ceplok haha, 5 Baht aja” May mengenang. Hihi, lucu juga ceritanya…
“Di Thailand ngga ada tempe kecuali bikin sendiri di kalangan orang Indonesia.” kata Teh Risna ketika saya bertanya apa banyak yang jual tempe di toko atau restoran vegan dan vegetarian.
“Produk Thailand itu banyak banget yang halal certified. Jauh lebih banyak dari produk Indonesia…kalau yang beredar di luar negeri. Pinter orang Thailand memanfaatkan peluang pasar haha..” Teh Restu menambahkan.
Kesimpulan
Seru juga ya mendengar pendapat dan cerita Mamah di atas. Menemukan makanan halal di luar negeri mungkin sedikit lebih menantang, tapi setelah mendengar tips-tips dari Mamah-mamah di atas ternyata ada selaknya kok. Di sinilah keimanan kita sebagai muslim juga diuji, mau makan harus make sure makanannya sudah aman belum?
Apa kamu punya tips lain? Bagaimana menurutmu tentang mencari makanan halal di luar negeri?
[…] yang berhubungan dengan masak- memasak. Saat ini istilah kuliner sangat identik dengan lifestyle. Food reviewer dan cooking show bertebaran di dunia maya. Begitupun dengan trend kulineran yang sudah menjamur di berbagai […]
[…] tidak adanya kebiasaan ngabuburit berburu takjil yang seru, berikut beberapa hal yang membikin kita bersama-sama […]