Halo para mamah. Sudah lama nih saya tidak berkontribusi menulis di blog MamahGajahNgeblog. Di artikel sebelumnya ada tulisan menarik dari Teh Risna, tentang komunitas kita Mamah Gajah Ngeblog (MGN) dan Mamah Gajah Bercerita (MaGaTa).
Dua-duanya merupakan subkomunitas menulis untuk para mamah, hanya saja berbeda platformnya. Silakan mau mengikuti keduanya atau salah satu juga tidak apa-apa.
Nah, ternyata kok ada lingkaran baru lagi nih, ngeblog curhat dan ngeblog cuan?
Apalagi nih?
Awal Mula Ngeblog Berisi Curhat
Sama halnya dengan para mamah yang hobi ngeblog, saya dulu mulai ngeblog sebagai diary digital. Kala SMP-SMA saya punya wadah menulis curhat di buku diary. Bukunya kecil ada kuncinya, plus saya menulisnya pakai huruf paku, ala-ala Parsi Kuno gitu. Halah…
Biar kalau terciduq yang baca pun tidak faham.
Awal mengenal blog, masih memakai platform free, mulai dari Multiply, lalu Multiply tutup, dipindahkan ke blogger.com. Ketika itu saya dan teman seangkatan, Wina, menulis bareng di ar-gallery78.blogspot.com. Dinamakan ar-gallery78, karena kami sama-sama masuk jurusan tahun ‘78, setahun sebelumnya kan di ITB-nya masih TPB. Isinya tulisan tentang kegiatan kami kalau kumpul, arisan, reuni, jalan-jalan, atau hanya artikel random saja. Kemudian Wina wafat, jadilah blognya berisi artikel sekitar arsitektur, art, dan cerita jalan-jalan Gladies77. Apa tuh Gladies77? Ganesha Ladies angkatan77 semua jurusan… 😀
Asiknya ngeblog ini saya mengenal berbagai template, kemudian coba-coba juga platform WordPress.com, yang free juga. Gonta-ganti template seperti mendapat mainan baru, belum lagi ditambah hiasan tidak penting lainnya, seperti ikan-ikanan, musik, dan lain-lain.
Waktu itu tulisan saya tentang keseharian, cerita mengajar, memasak, anak-anak, curahan hati (curhat), dan cerita random lainnya. Saya tidak peduli artikel saya dibaca orang lain atau tidak. Bahkan kalau bisa mah, tidak ada yang baca selain saya sendiri.
Mengenal Blog Yang Menghasilkan
Sebuah buku mengubah cara pandang saya tentang dunia blog. Buku tersebut karangan Carolina Ratri berjudul “Blogging: Have Fun and Get the Money”.
Buku tersebut secara detail menjelaskan bahwa blog juga bisa menghasilkan, selain hanya melalui Google Adsense. Langkah pertama adalah mengubah alamat url blog yang tadinya subdomain dari platform gratisan menjadi top level domain (TLD). Top level domain seperti .com, .net, .co.id, .id, .xyz, .web.id, atau .my.id dianggap lebih kompeten di mesin pencarian, sehingga artikel kita mudah dicari.
Mulailah saya mengenal menulis berdasarkan kata kunci atau keyword. Hal ini sering tidak disadari oleh narablog yang niatnya berbagi tulisan bermanfaat. Karena menulisnya suka-suka tidak berdasarkan kata kunci, ternyata tidak ada yang baca.
Ya kali, kita kan kalau mencari artikel dari internet, selalu mengetikkan beberapa kata sebagai kata kunci. Bisa dua kata, tiga, atau empat kata. Selanjutnya muncul sebaris artikel yang mirip, tinggal kita akan membaca yang mana.
Biasanya artikel yang ada di halaman pertama Google (atau mesin pencari lainnya) yang paling sering dicari. Jarang kita mencari hingga ke halaman 10.
Posisi Blogger Sebagai Publisher
Kita mengenal media sebagai ajang promosi produk oleh perusahaan apa saja, mulai dari makanan, elektronik, properti, kesehatan, dan banyak lagi. Medianya bisa dari media cetak yang mulai ditinggalkan, lalu televisi, kemudian media sosial.
Blog merupakan salah satu dari media sosial bersama saudara-saudaranya seperti Instagram, Facebook, Twitter, Youtube, Tik-tok, dan lain-lain. Bedanya, blog lebih banyak narasi teksnya yang dilengkapi dengan image. Perusahaan atau advertiser ini membutuhkan blogger sebagai publisher untuk mereview produknya melalui artikel.
Blogger selain menulis artikel akan menyematkan external link ke url website perusahaan yang memesan artikel. Cara kerja seperti ini dari sudut narablog disebut ‘jual backlink’. Sedangkan dari sudut perusahaan tentu saja ‘beli backlink’.
Sekarang ini perusahaan baik langsung, melalui agensi, atau marketplace mencari blog dengan syarat dan ketentuan khusus. Biasanya adalah, DA (domain authority) min 10, DR (domain rating) min 10, atau PV (pageview) min 5000 per bulan. Angka-angka di atas adalah tolok ukur yang bisa kalian cek sendiri melalui internet.
Lalu berapa rate yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut? Sama sih seperti kalau desainer menawarkan jasa, tentunya berbeda masing-masing desainer. Ada yang mahal, ada yang banting harga.
Kalau perusahaan yang langsung menghubungi kita melalui email atau kontak lainnya, teman-teman bisa jual mahal. Kalau melalui agensi, biasanya mereka sudah mempunyai standar harga, antara Rp100ribu hingga Rp500ribu per artikel, kurang-lebih 700 kata, external link do-follow permanent.
Perantara bisa berupa perusahaan agensi, atau perorangan yang berperan menghubungkan antara produsen dan blogger. Sedangkan jual-beli backlink melalui marketplace berbeda lagi kisaran harganya.
Yuk…lanjut lagi, mengenal berbagai marketplace tersebut.
Mengenal Marketplace Jual-Beli Backlink
Sama seperti kalian yang mempunyai produk lalu menawarkan ke marketplace jutaan umat seperti Tokopedia, Shopee, atau Lazada. Maka ada marketplace yang menghubungkan antara perusahaan (advertiser) dan narablog (publisher). Tentu saja sebagai perantara mereka akan memungut prosentase dari fee yang disepakati.
Cara kerja di marketplace adalah kalian tinggal membuat akun lalu ikuti langkah mendaftarkan blog kalian di sana, menetapkan kategori tulisan yang dikuasi, lalu memasang tarif. Selanjutnya blog akan dinilai oleh tim dari marketplace. Bila blog dinilai layak, maka blogger akan mendapat email, bahwa ada advertiser A ingin memasang backlink di blog publisher. Publisher ditawari menulis artikel sesuai anchor text, kemudian anchor text-nya disematkan url website advertiser.
Berikut beberapa marketplace tersebut:
- RajaBacklink.com. Marketplace ini di bawah naungan PT Media Promosi Online, merupakan perusahaan digital advertising agency yang memiliki ribuan blogger sebagai rekanan untuk mempromosikan produk klien. Selain RajaBacklink.com, ada RajaTraffic.com dan RajaKomen.com, ketiganya untuk mempromosikan produk/jasa.
- Sosiago.com. Bagi kalian yang tertarik untuk bergabung ke marketplace ini bisa langsung ke websitenya, membuat akun, dan mendaftarkan blog kalian. Berbeda dengan RajaBacklink, Sosiago mensyaratkan blogger memasang script di footer blog masing-masing. Kalian bisa cek ke website Sosiago, ada tawaran apa saja. Bila tertarik dengan campaign-nya, kalian tinggal klik untuk join. Lalu menunggu tawaran diterima atau tidak. Seringnya di Sosiago, artikel sudah disiapkan, jadi blogger tinggal publish. Ada baiknya cek ulang juga ke plagiarism checker bila menerima artikel jadi ya…
- Vira.id. Mirip dengan Sosiago, Vira.id juga mensyaratkan memasang script di blog para publisher. Bila blog sudah ACC untuk menawarkan jasa jual backlink, kalian tinggal rajin-rajin mencek website dan ikut menawarkan jasa, istilahnya ‘bid’. Kemudian menunggu tawaran diterima atau tidak …
- Intellifluence. Baru-baru ini marketplace Intellifluence.com cukup hip di antara teman-teman blogger, karena pembayaran fee-nya dalam $ melalui akun Paypal. Menulis artikelnya boleh dalam bahasa Indonesia. Tidak terbatas pada review melalui blog, tetapi marketplace ini juga menantang influencer (pelantang) untuk mereview melalui Instagram, Twitter, Youtube, dan media sosial lainnya. Cukup menarik karena jangkauannya global. Hanya saja untuk Indonesia agak terbatas, apalagi bila produsen harus mengirimkan produk dari Amerika untuk direview.
- Stalinks. Stalinks juga marketplace global yang jangkauannya Asia Tenggara. Sistemnya sama dengan marketplace lainnya, kita membuat akun, lalu menunggu verifikasi. Untuk Stalinks ini saya belum punya pengalaman. Info yang saya peroleh, blogger menulis artikel di blog (boleh dalam bahasa Indonesia), memasang external link, publish, direview oleh tim. Kalau ACC, fee dikirim ke Paypal, dalam $.
Aturan Main Withdrawal
Mah, buat kalian yang mulai penasaran nih dengan seluk-beluk jual-beli backlink yang saya uraikan di atas, jangan lupa, harus tahu juga lho, langkah withdrawal. Withdrawal artinya menarik uang kita dari marketplace tempat kita menawarkan jasa penulisan artikel review tersebut.
Berdasarkan Waktu
Artinya pembayaran baru dilakukan setelah sekian hari, minggu, atau bulan yang disepakati di awal. Agensi perorangan biasanya cepat. Begitu artikel publish, fee langsung dibayar. Perusahaan agensi dan marketplace biasanya ada tenggat waktu antara 2 minggu hingga paling apes, 4 bulan baru fee cair.
Berdasarkan Jumlah
Artinya fee kita setelah mencapai jumlah tertentu baru bisa ditarik. Hal ini seringkali menjadi keluhan dari blogger. Misalnya di Vira.id, fee artikel review Rp105ribu, padahal batas withdrawal Rp300ribu, maka blogger masih harus nge-bid 2 artikel lagi, barulah fee bisa cair. Iya kalau job lancar. Kalau nge-bid gagal saja sampai sekian bulan, maka uang kita menggantung di langit, deh. Nyesek ini mah…
MediaBacklink batas witdrawal Rp500ribu, sedangkan Intellifluence, setelah mencapai $25 baru ditransfer ke Paypal.
Sistem top-up
RajaBacklink menerapkan sistem top-up. Cara ini menurut saya paling manusiawi.
Maksudnya bagaimana top-up ini? Di RajaBacklink batas penarikan sebesar Rp250ribu. Tetapi bila fee kita di bulan berjalan baru Rp150ribu, top-up saja ke rekeningnya RajaBacklink sejumlah sisanya sampai mencapai Rp250ribu. Tinggal tarik deh Rp250ribu tersebut. Kan uang-uang kita juga toh…
Penutup
Duh, engga sadar udah 1300 kata saja ini kalau cerita soal perduitan. Nah, mamah-mamah ini mau ngeblog berisi curhatan atau ngeblog cuan yang ibaratnya etalase, isinya artikel review doang, ya terserah pada pilihan masing-masing sih. Mau dua-duanya juga OK. Lumayan fee artikel bisa untuk beli minyak goreng, kan…
Artikel review juga tidak mudah kok menulisnya, karena yang dicari memang artikel soft selling yang terbacanya tidak jualan banget.
Selain itu terlalu banyak external link ke luar dari blog kita juga tidak bagus untuk blog. Beberapa blogger senior menyarankan buatlah perbandingan 1:3, artinya setiap 1 artikel review harus diimbangi dengan menulis 3 artikel organik (artikel yang tidak ada external link). Misalnya artikel curhatan yang nulisnya mengalir gampang banget itu atau menulis free writing …
Yuk semangat ngeblog yah…
Mantap Bu Hani! Pengen coba Stalinks deh. Dibayar dollar itu uwow…. Makasih Bu Hani sudah share ilmu 🙂
Pengen sih dapat cuan, tapi aku masih terlalu mager, jadi skrg yg penting nulis aja deh curcolan juga nggak apa-apa asalkan nulis, hehehe…
[…] berkaitan dengan skincare, mulai dari video tutorial, review, artikel. Info dari dermatologist, beauty influencer, maupun diskusi dengan teman-teman membuat saya […]
[…] selalu berkata bahwa manfaat pendidikan tinggi buat saya, bukan karena ilmunya, tapi lebih pada wawasan dan pilihan lebih yang terbentang di hadapannya saya karena menempuh pendidikan tersebut. Memilih jalan hidup seperti […]
[…] Baca juga: Ngeblog Curhat atau Ngeblog Cuan. Kamu Pilih yang Mana? […]