Sudah lebih dari satu tahun ini kita hidup di masa pandemi Covid-19. Masih teringat dengan jelas, di awal pandemi, semua orang bingung dan diliputi kecemasan. Banyak yang stres karena tak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencegah paparan virus.
Hampir semua negara, termasuk Indonesia mengeluarkan kebijakan beraktivitas dari rumah saja. Akan tetapi tidak semua keluarga siap dengan keputusan yang mendadak seperti itu. Tiba-tiba anak-anak harus sekolah dari rumah dan ayah atau ibu juga harus bekerja dari rumah. Dan tidak sedikit pula ayah atau ibu yang semula bekerja akhirnya mengalami pemutusan hubungan kerja karena perusahaan juga kena imbas pandemi.
5 Tips Menguatkan Keluarga di Masa Pandemi Covid-19
Grafik statistik kasus Covid-19, dari awal muncul hingga tahun 2021 masih menunjukkan peningkatan. Padahal, sudah lebih dari 1,5 juta penduduk Indonesia yang terpapar virus tersebut. Jadi sepertinya, kita akan masih lama hidup berdampingan dengan virus Covid-19 ini.
Apa yang harus dilakukan keluarga dalam menghadapi kondisi seperti ini? Terutama para Mamah sebagai motor di keluarga masing-masing?
a. Tata Laksana Berkegiatan di Luar Rumah
Covid-19 disebabkan virus yang penularannya melalui droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan dahak. Itu sebabnya sampai hari ini, kebijakan protokol kesehatan merupakan salah satu cara untuk menjaga keluarga tidak tertular.
Akan tetapi sekarang, tata laksana ini semakin luntur, dan orang-orang mulai cuek. Nah, para Mamah harus memberi contoh ke anggota keluarga di dalam tetap memakai masker bila ke luar rumah. Dan juga rajin mencuci tangan atau memakai hand sanitizer. Perilaku penting lainnya adalah menghindari kerumunan serta menjaga jarak saat bertemu orang lain.
b. Menyiapkan Anak-anak Lebih Mandiri
Ketika kebijakan sekolah dari rumah diberlakukan, banyak orang tua, terutama para Mamah menjadi stres. Semula, setiap hari melepas anak ke sekolah dan tugas pengajaran diserahkan kepada para guru. Ternyata sekarang, orang tua harus mengawasi langsung pendidikan anak-anak mereka. Banyak yang tidak siap dengan kondisi ini.
Di sinilah tugas orang tua untuk memberi pengertian, bahwa anak-anak walau pun di rumah saja, tetap harus belajar. Keluarga dengan beberapa anak yang rentang kelasnya berbeda-beda tentu saja akan membuat pusing. Sulit juga mendampingi masing-masing anak di saat bersamaan.
Mengajarkan membuat jadwal dan cek daftar tugas sepertinya akan membantu anak-anak yang lebih besar atau remaja untuk bertanggung jawab pada tugas sehari-hari mereka.
c. Sikap Gotong-royong
Pandemi adalah saatnya mempererat hubungan keluarga. Banyak cerita keluhan para Mamah yang pekerjaan rumah tangganya seperti tidak ada habisnya. Bisa dimaklumi karena sepanjang hari semua orang ada di rumah. Friksi mungkin saja terjadi di antara anak-anak.
Orang tua bisa membuat to-do-list untuk seluruh anggota keluarga. Bisa berdasarkan usia dan juga berat-ringannya pekerjaan rumah tangga. Ayah, ibu, dan semua anak harus bergotong-royong terlibat. Keluarga dengan anak-anak remaja, tidak ada salahnya dibuat giliran memasak menu harian. Sebab memasak tidak melulu pekerjaan Mamah. Memasak merupakan salah satu survival skill yang harus diajarkan sejak dini kepada anak. Baik anak lelaki maupun perempuan.
d. Kreatif
Sisi lain dari pandemi ternyata membuat orang lebih kreatif.
Di tengah kegalauan pandemi belum ada tanda-tanda akan berakhir, banyak ide kreatif muncul dari rumah. Salah satunya adalah bisnis kuliner yang dijual secara online. Akibat ayah yang dirumahkan atau mengalami pengurangan pegawai, ibu seringkali berperan dalam menghasilkan pemasukan dari hobi memasak.
e. Saling Menguatkan
Selama setahun ini, langkah supaya selamat di tengah pandemi adalah selalu mengingatkan dan menguatkan. Mengingatkan agar tetap memperhatikan protokol kesehatan, tidak terlalu lelah, mengurangi bepergian ke luar kota, dan tentu saja menjaga asupan bergizi serta cukup istirahat.
Contoh menguatkan lainnya adalah jika ada anggota keluarga yang tertular, kita menyemangatinya agar semangat sembuh. Karena seperti kita ketahui, virus Covid-19 menyerang paru-paru. Penderitanya akan mengalami kesulitan bernafas. Tak hanya pengobatan medis yang bisa menyembuhkannya. Bahkan kunci utama agar bisa cepat sehat adalah kemauan keras dari penderitanya untuk sembuh. Di sinilah peran kita menyemangatinya.
Kesimpulan
Di masa pandemi yang tak kunjung usai ini, Mamah bisa berperan membentuk ketahanan keluarga agar survive menghadapinya. Berbagai cara bisa ditempuh oleh seluruh anggota keluarga dengan arahan dari ayah dan ibu yang kompak. Ya, kekompakan dan saling menguatkan antara ayah dan ibu memang merupakan kuncinya.
[…] Baca juga: Tips Menguatkan Keluarga Menghadapi Pandemi Covid-19 […]
[…] menaklukkan tumpukan setrikaan agar mampu menyiapkan pakaian sesuai kebutuhan seluruh anggota keluarga. Seragam sekolah, pakaian kantor, baju renang, kaus kaki, kemeja batik, hijab seragam pengajian, […]
[…] pendidikan anak kepada sekolah dan guru-gurunya, inilah saat yang tepat untuk kita turut berperan aktif dalam menghubungkan materi sekolahnya dengan kejadian sehari-hari. Misalnya pada saat pelajaran […]
[…] saya sering mencemaskan anak-anak yang tidak tumbuh dan berkembang secara layak di tengah keluarga yang hangat. Perhatian, cinta, dan kasih sayang terkadang menjadi “barang mahal” bagi anak […]
[…] dari mamah yang mampu menjalani perubahan ritme rutinitas selama pandemi dengan tenang, namun banyak juga yang stres dengan keberadaan si virus dan merasa kewalahan untuk […]
[…] perempuan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi pada masa pandemi […]
[…] rokok adalah kanker yang sayangnya bisa diidap oleh mereka yang perokok pasif. Tak dipungkiri pandemi selama 2 tahun belakangan menjadi topik hangat kesehatan namun mari tidak lupakan ancaman besar rokok yang masih […]
[…] belajar akupuntur agar bisa mengenal tubuhnya sendiri dan juga siapa tahu bisa membantu merawat kesehatan keluarga, mulia sekali Mamah Dini, semoga bisa tercapai dengan baik. Mamah Sari yang seorang Sarjana Kimia […]